Tata Cara Prosesi Siraman dalam Adat Jawa serta Sesaji Pelengkapnya, Diawali Sungkem ke Orangtua
JAKARTA, celebrities.id - Tata cara prosesi siraman dapat menjadi acuan menarik kamu yang akan melaksanakan pernikahan dengan dihiasi tradisi ritual memandikan calon pengantin khas masyarakat Jawa.
Acara siraman umumnya diawali dengan sungkem calon pengantin kepada kedua orangtuanya untuk menunjukkan bakti anak sekaligus mohon doa restu. Kemudian calon pengantin dibimbing dan digandeng kedua orangtuanya ke tempat siraman yang telah disiapkan.
Upacara siraman juga penuh akan makna yang diharapkan dapat menjadi petuah atau nasihat pengantin dalam menjalani hidup bersama.
Siraman berisi kegiatan memandikan dengan alat sejenis gayung berbentuk batok kelapa terhadap calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri supaya menjadi bersih dan suci lahir batin.
Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Jumat (29/7/2022) telah merangkum tata cara prosesi siraman, sebagai berikut.
Tata Cara Prosesi Siraman
a. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menyebar kembang setaman di tempat yang telah diisi air untuk siraman.
b. Setelah itu, siapkan kelapa dua buah dan telah diikat dimasukkan ke dalam pengaron (tempat air yang untuk siraman).
c. Kemudian, calon pengantin yang telah memakai busana siraman, lalu dijemput oleh kedua orang tuanya dari kamar pengantin dan digandeng menuju tempat siraman. Para pinisipuh yang bertugas membawa ubarampe mengiring dari belakang. Ubarempe tersebut berupa jarik grompol satu lembar, nagasari satu lembar, handuk dan padupan.
d. Acara diwali dengan doa, lalu orang tua mengawali menyiram calon
pengantin menggunakan air yang telah tersedia. Orang yang pertama menyirami calon pengantin adalah bapaknya, diikuti oleh ibunya dan para pinisepuh yang telah diminta untuk ikut menyirami calon pengantin dan memberi berkah. Siraman calon pengantin diakhiri oleh
juru rias, atau sesepuh yang sudah ditunjuk atau disepakati.
e. Lalu, pada akhir siraman, juru rias atau sesepuh mengeramasi calon pengantin menggunakan landha merang, santen kanil dan banyu asem, serta meluluri tubuh dengan konyoh dan menyiram lagi sampai bersih. Setelah itu, calon pengantin memanjatkan doa dan kemudian juru rias mengucurkan air kendhi untuk berkumur, sebanyak 3 kali. Selanjutnya juru rias mengguyurkan air kendhi ke kepala sebanyak 3 kali, membersihkan muka, telinga, leher, tangan, kaki sebanyak 3 kali. Setelah air kendhi habis, juru rias memecah kendi di depan kedua orang tua calon pengantin dengan mengucap "wis pecah pamore"
f. Kemudian, acara dilanjutkan dengan membawa calon pengantin menuju kamar pengantin. Calon pengantin digandeng oleh kedua orang tuanya menuju kamar pengantin untuk mengeringkan tubuh dan disiapkan untuk melaksanakan Upacara Ngerik.
Beberapa Sesaji dalam Upacara Siraman
1. Air Bersih
2. Kembang setaman yakni mawar, melati, kanthil, dan kenanga yang dimasukkan ke dalam air.
3. Konyoh manca warna yakni lulur yang dibuat dari tepung beras dan kencur dicampur dengan warna yang berjumlah 5 warna yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan putih. Konyoh sebagai sabun yang dapat menghaluskan kulit.
4. Landha merang, santel kanil, banyu asem. Landha merang sebagai shampo, sementara santan kanil untuk menghitamkan rambut dan banyu asem sebagai kondisioner.
5. Kelapa tua 2 buah yang diikat menjadi 1, sebagai pengikatnya adalah sabut kelapa, kemudian dimasukkan kedalam air yang sudah diberi kembang setaman.
6. Slemek lungguh (alas duduk), berupa klasa Bangka (tikar pandan) dengan ukuran kira-kira satu meter persegi, mori satu lembar dan jarik satu lembar, dedaunan yang terdiri dari daun kluwih, daun kara, daun apa-apa, daun awar-awar, daun turi, daun dadap srep, alang-alang, eri kemarung, dan dlingo bengle.
7. Jarik atau kain empat warna yakni bango tulak yuyu sekandhang (kain lurik tenun berwarna coklat ada benang kuning), pulo watu yakni kain lurik warna putih garis hitam dan kain yang berwarna jingga.
8. Kain mori satu lembar, kira-kira dua meter dan kain batik untuk slemek sebelum memakai mori.
9. Kain dua warna yaitu grombol dan nagasari. Namun kedua motif tersebut bisa diganti motif lainnya, asalkan motif tersebut berarti baik, seperti sidomukti, sidoasih, semen raja, semen rama atau sidoluhur.
10. Sabun dan handuk, kelengkapan untuk membersihkan dan mengeringkan badan setelah mandi atau siraman.
11. Kendhi yang diisi air bersih untuk mengakhiri acara siraman.
12. Sesaji siraman lain, seperti tumpeng robyong, tumpeng gundhul, dhahar anyepanyepan, pisang raja salirang, pisang pulut salirang yang isinya genap, pala gumantung, pala kependhem, pala kesimpar, empluk-empluk diberi bumbu pawon komplit, telur ayam kampung 1 butir, kelapa yang sudah dikupas kulitnya, gula jawa setangkep, cuplak ajug-ajug sebagai obor, kembang telon, jenang werna pitu, jajan pasar, jadah, jenang dodol, wajik, kacang cina atau kacang tanah direbus bersama kulitnya, dan ayam jago satu ekor.










