Polisi Sri Lanka Tangkap Pentolan Demo yang Gulingkan Gotabaya Rajapaksa

Polisi Sri Lanka Tangkap Pentolan Demo yang Gulingkan Gotabaya Rajapaksa

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 29 Juli 2022 - 03:03
share

KOLOMBO Dua aktivis yang membantu memimpin demonstrasi massa menggulingkan mantan presiden Sri Lanka , Gotabaya Rajapaksa ditangkap pada Rabu (27/7/2022). Penangkapan terjadi ketika parlemen memperpanjang undang-undang darurat keras yang diberlakukan untuk memulihkan ketertiban.

Polisi mengatakan dalam pernyataan terpisah, mereka telah menangkap aktivis Kusal Sandaruwan dan Weranga Pushpika atas tuduhan pertemuan yang melanggar hukum. Setelah Rajapaksa melarikan diri, Sandaruwan terlihat dalam rekaman media sosial menghitung sejumlah besar uang kertas yang ditemukan di rumah presiden.

Baca: Sempat Kabur, Rajapaksa Dikabarkan Bakal Kembali ke Sri Lanka

Seperti dilaporkan AFP, polisi juga telah merilis foto-foto 14 tersangka yang dicari sehubungan dengan serangan pembakaran di rumah Wickremesinghe pada hari yang sama kantor dan kediaman presiden diserbu.

Penangkapan kedua aktivis itu terjadi sehari setelah pemimpin mahasiswa Dhaniz Ali ditangkap, ketika dia menaiki penerbangan menuju Dubai di bandara utama negara itu pada malam hari. Polisi mengatakan ada surat perintah penangkapannya sehubungan dengan kasus pengadilan hakim, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pada Rabu, anggota parlemen juga meresmikan keadaan darurat yang diberlakukan oleh Wickremesinghe hingga pertengahan Agustus. Ordonansi darurat, yang memberdayakan pasukan untuk menangkap dan menahan tersangka untuk waktu yang lama, akan berakhir pada hari Rabu jika tidak diratifikasi oleh parlemen.

Baca: Pekan Depan, Kantor Kepresidenan Sri Lanka Kembali Dibuka

Polisi pekan lalu menghancurkan kamp protes anti-pemerintah utama di ibu kota dalam serangan sebelum fajar yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan diplomat asing dan kelompok hak asasi manusia.

Kemarahan publik membara selama berbulan-bulan di Sri Lanka sebelum demonstrasi besar-besaran pada 9 Juli yang mengakhiri kekuasaan Rajapaksa. Dia telah disalahkan karena salah mengelola keuangan negara dan mengarahkan ekonomi ke dalam kejatuhan setelah negara kehabisan mata uang asing yang dibutuhkan untuk mengimpor barang-barang vital.

Sebanyak 22 juta orang Sri Lanka telah mengalami pemadaman berbulan-bulan yang panjang, rekor inflasi dan kekurangan makanan, bahan bakar dan bensin. Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Wickremesinghe dan menuduhnya melindungi klan Rajapaksa, yang telah mendominasi politik Sri Lanka selama dua dekade terakhir.

Baca: Presiden Baru Sri Lanka Didesak Tidak Gunakan Kekerasan pada Pengunjuk Rasa

Rajapaksa terpaksa melarikan diri ketika puluhan ribu pengunjuk rasa, yang marah dengan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara pulau itu, menyerbu kediamannya di ibu kota Kolombo.

Dia kemudian terbang ke Singapura dan mengajukan pengunduran dirinya, sementara penggantinya Ranil Wickremesinghe menyatakan keadaan darurat dan bersumpah akan memberikan garis keras terhadap "para pembuat onar".

(esn)

Topik Menarik