Bolehkah Ibu Menyusui Diet? Ini Aturannya Menurut Medis

Bolehkah Ibu Menyusui Diet? Ini Aturannya Menurut Medis

Berita Utama | BuddyKu | Rabu, 27 Juli 2022 - 14:05
share

JAKARTA, celebrities.id - Bolehkah ibu menyusui diet? Pertanyaan ini sering ditanyakan para ibu yang ingin kembali memiliki tubuh langsing ideal setelah melahirkan dan sedang menyusui.

Untuk beberapa wanita yang baru melahirkan dan menjalani masa menyusui pasti mendambakan untuk memiliki tubuh langsing ideal seperti sebelum proses persalinan dengan cara diet.

Namun, apabila diet kamu secara keseluruhan tidak memberikan nutrisi yang cukup, itu dapat mempengaruhi kualitas ASI dan kesehatan ibu sendiri. Menyusui otomatis membutuhkan kalori yang ekstra.

Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Rabu (27/7/2022) telah merangkum tentang bolehkah ibu menyusui diet, sebagai berikut.

Bolehkah Ibu Menyusui Diet?

Diet ketika masa menyusui yang dilakukan oleh seorang ibu setelah melahirkan menurut banyak ahli kesehatan dan dokter boleh dilakukan dengan catatan dikerjakan pada waktu yang tepat, dianjurkan setelah 2 bulan pertama persalinan. Prioritas ibu saat menyusui yakni menciptakan siklus suplai ASI yang sehat dan cukup.

Seperti yang dilansir dalam web CDC, Ibu menyusui umumnya membutuhkan lebih banyak kalori untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama menyusui. Tambahan 330 hingga 400 kilokalori (kkal) per hari direkomendasikan untuk ibu menyusui yang bergizi baik, dibandingkan dengan jumlah yang mereka konsumsi sebelum hamil (sekitar 2.000 hingga 2.800 kkal per hari untuk wanita menyusui dibandingkan 1.600 hingga 2.400 kkal per hari untuk yang cukup aktif, wanita tidak hamil yang tidak menyusui).

Jumlah kalori tambahan yang dibutuhkan untuk seorang wanita menyusui juga dipengaruhi oleh usia, indeks massa tubuh, tingkat aktivitas dan tingkat menyusui.

Tips Diet Sehat untuk Ibu Menyusui

a. Lakukan Diet saat Bayi Berusia 2 bulan

Dianjurkan untuk melakukan diet apabila bayi berusia sudah 2 bulan ke atas. Periode ini akan memberi cukup waktu bagi tubuh untuk menemukan siklus suplai ASI yang memadai.

Apabila pada bulan-bulan awal mulai menyusui asupan kalori sudah dibatasi, bisa saja suplai ASI justru menurun.

b. Perhatikan Asupan Kalori Harian

Kebutuhan kalori juga perlu menyesuaikan kondisi setiap ibu. Umumnya, jumlah kalori harian yang harus dipenuhi ibu sebesar 2.000-2.500 kkal.

Saat menjalani program diet ibu menyusui, tidak direkomendasikan mengonsumsi kurang dari 1.500-1.800 kkal per harinya.

c. Membatasi Jumlah Penurunan Berat Badan

Diet ibu menyusui dianjurkan tidak boleh lebih dari 0,6 kg per minggu. Apabila melakukan diet ibu menyusui, penurunan berat badan pun dibatasi maksimal 0,6 kg per minggunya. Hitungan ini hanya berlaku jika bayi sudah berusia di atas 2 bulan.

d. Diet Secara Bertahap

Diet ibu menyusui perlu dilakukan secara bertahap. Apabila diet untuk menurunkan berat badan terjadi secara drastis, suplai ASI bisa menurun dan tidak mudah untuk mengembalikannya seperti semula.

Ketika asupan kalori berkurang secara drastis maka tubuh akan berada pada tahap sangat kelaparan. Dampaknya, tubuh akan menghemat energi dan mengurangi produksi ASI.

e. Perbanyak Makanan Sehat

Menu diet mediterania mengandalkan sayur-sayuran sehat, ikan, biji-bijian hingga buah ketimbang daging yang mengandung lemak. (Foto:Pexels/Ella Olsson)
(Foto:Pexels/Ella Olsson)

Nutrisi yang variatif dan seimbang dapat mendukung berhasilnya diet ibu menyusui yang sehat. Kamu juga bisa menambah konsumsi vitamin, protein, dan lemak sehat dalam sehari.

Konsumsi daging secukupnya, buah-buahan dan sayur serta kacang-kacangan juga gandum juga dapat menambah jumlah kalori yang dibutuhkan oleh ibu menyusui.

Panduan Makanan Diet Selama Menyusui

Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang adalah kunci diet ibu menyusui yang aman. Diet seimbang yang dimaksud yaitu dengan mengkonsumsi berbagai variasi makanan sehat untuk mendapatkan aneka nutrisi.

Kombinasi antara sumber karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral dan lemak tak jenuh ketika makan dapat memberikan efek kenyang lebih lama dan memenuhi kebutuhan asupan nutrisi yang dibutuhkan ibu menyusui.

Beberapa jenis makanan yang baik dan disarankan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui diantaranya:

1. Buah-buahan; seperti alpukat, nanas, mangga, melon, kiwi, semangka dan jeruk.
2. Sayuran; seperti kubis, kangkung, bawang putih, brokoli dan wortel.
3. Gandum; seperti roti, kentang, pasta dan nasi.
4. Produk susu rendah lemak dan olahannya; seperti yoghurt, susu dan keju.
5. Kedelai dan olahannya; seperti tahu, kacang-kacangan, minuman kedelai atau oatmeal.
6. Daging atau ikan dan telur.

Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Diet Menyusui

a. Makanan Laut

Walaupun ikan tetap merupakan sumber protein yang sangat baik dan mengandung vitamin dan mineral penting untuk wanita menyusui, beberapa kehati-hatian harus dilakukan dalam menentukan batas jumlah dan jenis makanan laut yang akan dikonsumsi.

Sebagian besar ikan mengandung sejumlah merkuri (zat kimia berbahaya) yang terakumulasi dalam daging ikan dan dapat ditularkan dari ibu ke bayi melalui ASI. Ini dapat memiliki efek buruk pada otak dan sistem saraf bayi yang disusui.

b. Kafein

Makanan yang mengandung kafein dapat berpindah dari ibu ke bayi dalam jumlah kecil melalui ASI, tetapi biasanya tidak berdampak buruk pada bayi ketika ibu mengkonsumsi dalam jumlah rendah hingga sedang (sekitar 300 miligram atau kurang per hari, yaitu sekitar 2 hingga 3 cangkir kopi).

Apabila bayi tampak lebih rewel atau mudah tersinggung setelah ibunya mengkonsumsi kafein dalam jumlah tinggi, ia harus mempertimbangkan untuk mengurangi asupannya.

c. Alkohol

Makanan atau minuman yang mengandung alkohol juga bisa masuk ke dalam ASI. Namun, bayi memetabolisme alkohol hanya setengah dari kecepatan orang dewasa.

Menyusui setelah minum hanya 1 hingga 2 minuman beralkohol dapat mengurangi asupan susu bayi hingga 23 persen dan menyebabkan agitasi (gelisah) dan kurang tidur.

d. Susu Sapi

Beberapa bayi mungkin bisa alergi terhadap susu sapi. Dan jika bayi memiliki alergi susu sapi, penting bagi ibu untuk mengecualikan semua produk susu dari program diet yang dijalani.

Beberapa bayi yang disusui alergi terhadap protein susu sapi dari makanan ibu mereka dan dapat mengalami ruam, eksim, diare, tinja berdarah, muntah, atau kolik bayi.

Topik Menarik