Kisah Mualaf Cantik Dapat Hidayah Islam di Usia Muda, Kini Sukses Jadi Rektor

Kisah Mualaf Cantik Dapat Hidayah Islam di Usia Muda, Kini Sukses Jadi Rektor

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 27 Juli 2022 - 10:20
share

DOKTOR Murniati Mukhlisin M.Acc CFP atau lebih dikenal Madam Ani merupakan seorang rektor Institut Agama Islam (IAI) Tazkia. Tidak sendirian dalam memajukan lembaga pendidikan Islam tersebut, ia juga melangkah bersama para rekan mualaf lainnya seperti Dr Muhammad Syafii Antonio.

Ya, Madam Ani juga termasuk keturunan Tionghoa yang mantap menjadi mualaf . Sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), dia sudah tergerak untuk mendalami agama Islam .

Kisah mualaf cantik Madam Ani di usia muda kini sukses jadi rektor. (Foto: YouTube IOH Inspiring Channel)

"Kita (keluarganya) memang termasuk yang menerima semua ajaran, sepanjang itu menjanjikan kebaikan. Setelah SMA bingung kan, kok semuanya bagus," ungkap Madam Ani, dikutip dari kanal YouTube IOH Inspiring Channel, Rabu (27/7/2022).

Ketika mengenyam pendidikan SMA, dirinya dipertemukan dengan beberapa teman yang menganut agama Islam. Betapa terkejutnya Madam Ani melihat kebaikan serta keharmonisan keluarga mereka. Dari sana ia meyakini bahwa apa yang dilihat adalah cerminan dari ajaran Islam.

"Semua keluarganya Masya Allah, harmonisnya, sholatnya, sopan santunnya, saya bilang ke diri saya pada saat itu, \'Inilah Islam.\' Sehingga menjadikan saya bertekad kalau saya punya keluarga nanti saya ingin menjadi keluarga yang seperti mereka," kata Madam Ani.

Momen itu kemudian menjadi titik poin seorang ia untuk makin memahami ajaran agama Islam. Sampai-sampai Madam Ani pun rela merantau ke Jakarta.

Allah Subhanahu wa ta\'ala menunjukkan jalan Madam Ani menuju Masjid Istiqlal dan bertemu dengan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Di Masjid Istiqlal itulah dia bersayahadat dan memeluk agama Islam. Tapi tentu saja, cobaan yang dirasakan olehnya cukup besar.

"Sampai di Jakarta numpang, dan itu luar biasa galaunya. Bagaimana cara biar bisa hidup, bisa diterima oleh keluarga di Jakarta, tetapi tidak diterima. Numpang enggak boleh, waduh besok harus cari kerja," ujarnya.

Beruntung, Madam Ani mendapat orangtua angkat. Namun di awal masa tinggal, dia tidak langsung disukai oleh sang ibu angkat.

"Karena pengalaman mualaf ada yang baik dan tidak, menurut ibu angkat ini saya mualaf yang bandel lah gitu. Waktu datang enggak pakai jilbab, pakaian ya biasalah anak muda," tuturnya.

Di samping cobaan yang dirasakan, para mualaf lainnya pun turut serta membantu Madam Ani dalam mendapatkan pekerjaan. Ketika lulus SMA, ia bekerja di salah satu bank berkat bantuan rekan mualaf.

Hingga akhirnya Madam Ani pun berhasil mendapatkan beasiswa. Tidak tanggung-tanggung, beasiswa tersebut menawarkannya untuk kuliah di Institute Islamic University Malaysia.

Berbagai cobaan yang diterima tidak menggoyahkan hatinya untuk tetap berpegang teguh pada Islam. Madam Ani mengatakan makin menjaga komitmen Islam, kemudahan dari Allah Subhanahu wa ta\'ala pun terus mengalir deras.

Allahu a\'lam bisshawab .

Topik Menarik