Sebut Pelaku Islamofobia Tak Ditindak Pemerintah, Said Didu Langsung Diskakmat Mahfud MD: Siapa Bilang Dibiarkan?

Sebut Pelaku Islamofobia Tak Ditindak Pemerintah, Said Didu Langsung Diskakmat Mahfud MD: Siapa Bilang Dibiarkan?

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 27 Juli 2022 - 09:24
share

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD beradu argumen dengan Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu melalui media sosial Twitter.

Hal itu berawal saat Said Didu membuat sebuah cuitan berisi artikel yang merupakan pernyataan Mahfud MD mengenai islamofobia di Indonesia dengan menyinggung pegiat media sosial, Abu Janda.

Baca Juga: CCTV dan Telepon Genggam Terkait dengan Kematian Brigadir J Akan Didalam Komnas HAM Hari Ini, Begini Penjelasannya

Artikel yang diunggah Said Didu itu berjudul, Mahfud soal Islamofobia: Yang Bilang Itu Abu Janda, Bukan Pemerintah.

Saat menanggapinya, Said Didu menyebut bahwa pernyataan Mahfud MD itu justru membuktikan bahwa islamofobia memang ada di Indonesia.

Sudah terbantahkan, bhw Islamophobia memang ada di Indonesia dan sepertinya yg melakukan hal tsb dibiarkan oleh pemerintah, kata Said dikutip Populis.id dari cuitan akun @msaid_didu yang diunggah pada Selasa (26/7/2022).

Melihat komentar Said Didu, Mahfud MD pun langsung membalas cuitan tersebut dengan memintanya membaca berita yang diunggahnya itu terlebih dahulu.

Mahfud menjelaskan bahwa jika islamofobia diartikan sebagai kebencian dan ketakutan pemerintah terhadap Islam, maka itu tidak ada.

Pak Didu, kalau mau komentar bc dulu ya. Anda selalu salah. Sy bilang kalau yg dimaksud Islamophobia itu kebencian dan ketakutan Pemerintah thd Islam maka itu tdk ada. Wong umat Islam di Indonesia sdh bebas msk dlm berbagai lapangan polsosbud dan institusi2 Islam tumbuh pesat., terangnya.

Baca Juga: Terkait Insiden Ambruknya Pagar Pembatas Tribun JIS, Arief Poyuono: Mas Anies Mungkin Tidak...

Setelah itu, Mahfud menegaskan kalau ada orang yang suka mengklaim orang lain sesuai apa yang dilakukan atau dikenakannya, maka itu hanya ulah suatu kelompok.

Ia juga menyinggung soal orang yang mengatakan ada jin kafir di salib dan kadrun.

Mahfud menyampaikan, Kalau orng bilang celana cingkrang, cadar itu kearaban dan kadrun itu yg bilang bkn Pemerintah tp kelompok orang thd kelompok lain. Kalau itu dianggap Islamofobia maka ada jg dong Keristenfobia, Hindufobia, Katolikfobia. Ada "orng" yg mengejek ritual Hindu, ada isu Keristenisasi.

Ada yg bilang di salib ada jin kafir. Itu bkn fobia negara, tp pernyataan orng. Yg bilang kadrun, cadar, Arab itu misalnys Abu Janda, bkn Pemerintah. Jd kalau dari orang ke orang scr privat fobia itu tertuju thd semua agama. Tp Pemerintah tdk benci, tdk takut, tdk fobi thd Islam, sambungnya.

Menanggapi jawaban Mahfud, Said Didu kembali berkomentar dengan menegaskan bahwa kalau ada sikap pejabat hingga tokoh bersifat islamofobia, maka itu artinya fobia Islam ada di Indonesia.

Said menuturkan, Prof @mohmahfudmd yth, bukan berarti kalau sikap resmi pemerintah tdk islamophobia bisa disimpulkan bhw islamophobia tdk ada di Indonesia.

Kalau ada sikap individu pejabat, organisasi, tokoh atau individu yg bersikap islamophobia artinya islamophobia ada di Indonesia, lanjutnya.

Mahfud kembali membalas bahwa jika secara personal, tidak hanya islamofobia tapi juga ada katolikfobia, kristenfobia, dan sebagainya.

Memang itu kan kata sy. Kalau personal ya ada Islamufobia. Tp jg ada Katolikfobia, Keristenfobia, Hindufobia, Budafobi. Bnyk lah. Itu semua musuh kebersatuan kita. Tp tak ada Islamufobia negara krn org Islambebas berkontest dan memilih posisi scr demokratis dan konstitusional, pungkasnya.

Mahfud kemudian berbagai macam contoh perkembangan Islam di Indonesia sehingga ia mempertanyakan soal islamofobia tersebut.

Ctt ini. Institusi2 Islam spt UIN, ponpes, trs berkembang. Politisi bebas bersaing tanpa diskriminasi, Pejabat2 muslim bangga pergi ke masjid, menyandang sajadah,bikin pengajian, intelektual muslim berjibun. Kontestasi politik sll menghitung umat Islam. Dimana fobinya thd Islam? tanyanya.

Baca Juga: Prabowo Subianto Capres Paling Potensial Dibanding Sembilan Tokoh Lain, Ini Buktinya!

Setelah itu, Said Didu menilai Mahfud terlalu defensif karena menurutnya ia tidak menyatakan kalau pemerintah itu islamofobia.

Akan tetapi, Said justru menyebut kalau pemerintah membiarkan dan tidak menindak orang-orang yang islamofobia.

Mengenai tudingan pemerintah membiarkan pelaku islamofobia, Mahfud membantah karena ia menilai itu tidak melanggar hukum.

Menurutnya, jika seseorang melakukan penistaan agama seperti Muhammad Kece dan Pendeta Saifuddin Ibrahim, maka pemerintah pasti menindaknya.

Itu salahnya. Sy jg blng yg bnyk fobi itu individu. Soal ditindak, Siapa bilang dibiarkan? Kalau tak melanggar hukum spt beda pendapat ttg model hijab ya biar sj. Itu polemik, dua2nya blh berdebat, ungkapnya.

Tp kalau menista agama spt Kece dan Saifuddin Ibrahim ya ditindak. Anda tak lihat? tanyanya menandaskan.

Itu salahnya. Sy jg blng yg bnyk fobi itu individu. Soal ditindak, Siapa bilang dibiarkan? Kalau tak melanggar hukum spt beda pendapat ttg model hijab ya biar sj. Itu polemik, dua2nya blh berdebat. Tp kalau menista agama spt Kece dan Saifuddin Ibrahim ya ditindak. Anda tak lihat? https://t.co/eyaTW1Rhq4

Mahfud MD (@mohmahfudmd) July 26, 2022
Topik Menarik