Dulu Disebut Rumah Hantu, Bekas Pabrik Gula Peninggalan Belanda Ini Disulap Jadi Rest Area yang Unik

Dulu Disebut Rumah Hantu, Bekas Pabrik Gula Peninggalan Belanda Ini Disulap Jadi Rest Area yang Unik

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 18 Juli 2022 - 22:02
share

BREBES, iNews.id - Bekas Pabrik Gula Banjaratma peninggalan Belanda di Brebes, Jawa Tengah, yang dulu disebut sebagai rumah hantu, kini disulap menjadi rest area yang unik.

Tak hanya berfungsi sebagai cagar budaya, rest area tersebut kini menjelma menjadi destinasi wisata sekaligus sentra UMKM dan Sentral Batik Indonesia.

Rest area KM 260 Banjaratma tersebut, dikelola oleh perusahaan afiliasi PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT PP Properti Tbk, dan PT PP Sinergi Banjaratma.

Peresmian Bekas Pabrik Gula Banjaratma menjadi Sentral Batik Indonesia ditandai dengan penandatanganan MoU empat kementerian yaitu, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Perhubungan pada 15 Juli 2022.

Rest area ini dipilih karena memiliki pengelolaan yang baik, sehingga lokasi tersebut menjadi role model bagi penyedia infrstruktur publik dalam memberikan ruang promosi kepada UMKM.

Saya berterima kasih kepada pengelola Banjaratma, karena sejak awal telah memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM, bahkan memberikan pembebasan sewa hingga 50 persen, kata MenkopUKM, Teten Masduki, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (18/7/2022).

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan sebelum dibangun menjadi rest area, bekas pabrik gula peninggalan Belanda itu lebih seperti bangunan yang terbengkalai. Bahkan warga setempat menyebutnya sebagai rumah hantu.

Sebelum dibangun jadi rest area, sempat disebut rumah hantu, tapi sekarang sudah cantik sekali penataannya. Bahkan, ke depan akan diisi juga dengan seni pertunjukan dan event menarik lainnya, kata Ganjar.

Rest area KM 260 Banjaratma telah memiliki 158 pelaku UMKM atau hampir 100 persen dari kapasitas tenan yang disediakan. Pelaku UMKM tersebut terdiri dai 130 UMKM dengan produk makanan, minuman, kerajinan dan oleh-oleh. Serta, 28 UMKM dengan produk fesyen pada Sentral Batik Indonesia.

Manajemen PTPP menyatakan merasa bangga karena turut menjadi bagian yang mendukung program percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui rest area tersebut.

Perseroan berharap dapat terus mendukung dan menyukseskan program-program pemerintah, utamanya perkembangan infrastruktur di Indonesia.

Topik Menarik