Mengenal Parasocial Relationship dan Penjelasan Mengapa Seseorang Bisa Sangat Menyayangi Idolanya
Fenomena fandom semakin meningkat sejak demam Korean wave menjamur di berbagai negara di dunia. Sebagai bentuk dukungan dan rasa sayangnya, tak jarang para penggemar rela mengeluarkan banyak uang dan tenaga untuk bertemu atau membeli merchandise dari idolanya. Bahkan, beberapa di antaranya juga merasa memiliki ikatan emosional dengan idolanya, keadaan ini dikenal dengan istilah parasocial relationship .
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu sempat ramai kasus di tengah para penggemar K-pop tanah air. Cerita ini dimulai ketika ada seorang penggemar yang mengaku mengenal dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan salah satu grup K-pop Idol , bahkan tahu rahasia pribadi mereka. Kira-kira, mereka bohong enggak, ya? Berikut penjelasan ilmiah tentang perilaku tersebut.
Pengertian parasocial relationship

Dilansir dari halaman Find a Psychologist , parasocial relationship atau hubungan parasosial mengacu pada hubungan yang melibatkan pengguna media atau penggemar dengan persona media atau idola. Di mana penggemar tersebut akan mencurahkan energi emosional, minat, waktu, dan tenaganya kepada publik figur yang dikaguminya, meski hanya satu arah.
Well , menyukai seorang idola atau selebritas memang hal yang wajar. Namun, bagi beberaoa penggemar yang mengalami hubungan parasosial ini tak jarang kelewat batas. Mereka tak hanya sebatas mengagumi karya saja, melainkan kerap merasa memiliki kedekatan dan memahami secara pribadi dengan sosok yang diidolakannya itu. Nah, hubungan parasosial yang demikian bisa membuat seorang fans akan mengembangkan ilusi perasaan romantis dan ikatan terhadap idolanya.
--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------
Alasan seseorang terjebak dalam parasocial relationship

Bagi yang tidak mengalami, mungkin tidak akan bisa memahami mengapa ada seseorang yang memiliki perasaan mendalam dengan seleb yang disukainya. Namun, dikutip dari halaman Prevention, ada beberapa alasan psikologis yang membuat seseorang berada di dalam fenomena parasocial relationship tersebut.
Mengatasi kesepian
Dalam sebuah wawancara dengan Prevention , Sally Theran, Ph.D., ahli psikologi klinik menjelaskan jika pandemi COVID-19 jadi salah satu meningkatkan fenomena parasocial relationship . Hal ini terjadi karena saat jarak sosial ditingkatkan, semakin banyak orang yang mengakses media sebagai sarana hiburan.
Keadaan ini membuat mereka menjadi lebih sering melihat publik figur yang disukai, dan kemungkinan besar akan muncul perasaan ingin memiliki seseorang agar bisa dekat dengan mereka kapan pun.
Sebagai pengganti hubungan di dunia nyata

Parasocial relationship kerap dijadikan seseorang sebagai pelipur dari hubungan interpersonal di dunia nyata yang mungkin tidak berjalan mulus. Entah karena belum memiliki pasangan, atau karena orang tersebut memiliki standar tertentu dalam sebuah hubungan. Jadi, ia merasa hanya bisa berangan-angan dari relasi dengan sang idola.
Meski begitu, sebuah penelitian mengatakan bahwa seseorang yang sudah memiliki hubungan di dunia nyata pun juga bisa mengalami fenomena parasosial ini.
Mencari tempat yang bisa membuat mereka aman
Menurut halama n Psychocentral, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena psikologi ini, salah satunya ada kaitannya dengan kesehatan mental. Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan maupun rasa tidak percaya diri disebut lebih mudah terjebak dalam hubungan parasosial.
Pasalnya, mereka mencari tempat yang dapat membuatnya merasa aman, tenang, dan diterima. Hal tersebut bisa mereka rasakan setelah membangun imajinasi sesuai dengan harapan yang didambakan.
Namun, menurut penjelasan dari halaman MedicalNewsToday , sebenarnya parasocial relationship dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Asalkan, hubungan ini tidak mengganggu kenyamanan penggemar lain dan menjadikan kita jadi antisosial di kehidupan nyata.









