Perjuangan Nabi Ibrahim AS Sekeluarga dan Cerminannya dalam Sejarah Indonesia

Perjuangan Nabi Ibrahim AS Sekeluarga dan Cerminannya dalam Sejarah Indonesia

Gaya Hidup | netralnews.com | Sabtu, 9 Juli 2022 - 10:51
share

MALANG, NETRALNEWS.COM - Selamat Hari Raya Idul Adha 1443 H./2022 M kepada seluruh umat muslim di dunia, khususnya di Indonesia. Tahun ini, Idul Adha di Indonesia tidak sama. Ada yang merayakan Sabtu, 9 Juli 2022, ada juga yang merayakan Minggu, 10 Juli 2022.

Idul Adha, adalah salah satu hari raya Islam dimana seluruh umat menjalankan ibadah Sholat Ied dan menyembelih hewan kurban berupa hewan ternak yakni sapi, kambing, domba, kerbau, unta, dan sebagainya sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas segala yang telah Ia berikan kepada kita.

Idul Adha adalah hari raya sekaligus memperingati salah satu perjuangan Nabi Ibrahim AS pada tanggal 10 Dzulhijjah yakni mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putra semata wayangnya yakni Nabi Ismail AS.

Betapa hancur hati Nabi Ibrahim ketika ia mendapat perintah harus menyembelih putra yang sangat diidam-idamkan olehnya dan sang istri, Siti Hajar. Ibrahim dan Hajar dikaruniai anak ketika usianya sudah lanjut.

Mereka pun berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai keturunan yang sholeh. Doa Ibrahim termuat dalam QS Ash-Shaffat ayat 100, " Rabbi Habli Minas-Shalihiin ." ("Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang tergolong orang yang sholeh.").

Namun, dirinya dan sang istri harus rela anaknya disembelih atas perintah Tuhannya. Saat pisau akan mengenai leher Ismail, Allah menggantinya dengan seekor hewan ternak yang besar dan bagus. Kisah penyembelihan Ismail termuat dalam lanjutan ayat tersebut hingga ayat 111.

Kisah penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Nabi Ibrahim AS bukanlah ujian pertama bagi Ibrahim. Sejak awal, Ibrahim sudah diuji. Ia harus melawan ayahnya, Azar, yang musyrik (penyembah berhala), mencari Tuhan, hingga dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud.

Ketika Ismail masih bayi, ia mendapat perintah Allah SWT dan harus meninggalkan istrinya di Makkah, sebuah wilayah padang pasir tandus nan kering. Siti Hajar tidak tega melihat anaknya terus menangis kehausan karena cuaca yang begitu panas.

Hajar berusaha mencari air dengan berlari-lari menuju puncak Bukit Shafa, tetapi hasilnya nol. Kemudian ia berlari menuju Bukit Marwah, hasilnya juga nol. Seterusnya hingga tujuh kali. Selang setelah tujuh kali, Hajar mendengar gemericik air, dikumpullah air itu olehnya, yang sekarang menjadi air zam-zam.

Itulah sekelumit perjuangan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya untuk misi menjalankan perintah Allah. Mulai dari meninggalkan kemusyrikan, mencari siapa Tuhan yang sebenarnya, meninggalkan keluarga di atas padang pasir yang tandus, hingga mendapat perintah untuk menyembelih Ismail.

Bagaimana jika kisah tersebut dicerminkan ke dalam sejarah Indonesia?

Indonesia mempunyai sejarah yang sangat panjang. Mulai zaman prasejarah hingga saat ini. Namun, yang dicerminkan dalam hal ini adalah sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan atas penjajah.

Jatuhnya konstantinopel sebagai kota dagang rempah-rempah dunia tahun 1453 ke tangan Kesultanan Turki di bawah pimpinan Sultan Mehmed II telah membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan dunia.

Banyak bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah hingga melahirkan kolonialisme dan imperialisme.

Bangsa Indonesia telah lama dijajah oleh Eropa karena sumber daya alamnya yang sangat melimpah. Bangsa Belanda adalah yang paling lama menjajah nusantara.

Selain Belanda sudah ada Portugis, Spanyol, Inggris, dan Jepang yang menjajah. Berbagai perlawanan dilakukan oleh para pejuang kita hingga korbannya sangat banyak karena memang mereka telah mempunyai alat pertahanan yang modern dan canggih. Sedangkan pihak kita hanya mengandalkan senjata tradisional seperti bambu runcing.

Hingga pada akhirnya, setelah berjuang mempertaruhkan fisik dan nyawa, pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi), dilakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Namun, kemerdekaan yang baru seumur jagung, masih ada rong-rongan dari dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri, Indonesia harus melawan para pemberontak seperti PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Azis, Republik Maluku Selatan, PRRI/Permesta, dan G30S/PKI.

Sedangkan, dari luar negeri, Indonesia harus melawan Belanda dan Sekutu yang ingin menjajah kembali.

Perjuangan tidak akan mengkhianati hasil. Alhamdulillah, Indonesia berhasil menumpas seluruh pemberontak dalam negeri serta berhasil membuat Belanda dan sekutu mengakui kemerdekaan Indonesia secara penuh. Sehingga, keberadaan Negara Indonesia yang kita cintai ini dapat berdasar hukum baik secara de facto maupun de jure .

Apa yang bisa kita pelajari?

Percayalah, tiada hasil yang memuaskan tanpa usaha yang keras. Dan yakinlah bahwa Allah SWT tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan makhluknya. Serta di balik kesulitan, pasti ada kemudahan.

Tugas kita sebagai generasi penerus bangsa adalah berjuang mengisi dan mempertahankan kemerdekaan yang sangat sulit diraih dari penjajah ini dengan hal-hal yang positif, karena masa depan negara bergantung kepada apa yang kita lakukan hari ini.

Kalau kita menyia-nyiakan kemerdekaan yang telah diperjuangkan susah payah oleh para pahlawan bangsa, bukan tidak mungkin, negara yang kita cintai ini akan menjadi cerita saja. Naudzubillah Tsumma Naudzubillah.

Banggalah menjadi masyarakat Indonesia. Jangan lupa cintai dan pelajari sejarah, karena sejarah adalah bekal kita untuk kehidupan di masa depan!

Penulis: Akhmat Safiudin Ismail

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM)

Topik Menarik