Datangi Rusia Dan Ukraina Jokowi Layak Dapat Nobel

Datangi Rusia Dan Ukraina Jokowi Layak Dapat Nobel

Gaya Hidup | BuddyKu | Sabtu, 2 Juli 2022 - 08:19
share

Senayan berharap kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia membuka harapan terhadap perbaikan kondisi dunia. Bila ini berhasil, Jokowi digadang-gadang dapat Nobel Perdamaian.

Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menilai kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia merupakan sebuah langkah luar biasa. Peran Indonesia jadi menonjol di kancah global. Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky pada Rabu (29/6) dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Kamis (30/6).

Dari kunjungan ini, Jokowi berpeluang menjadi penerima Nobel Perdamaian, apabila memenuhi empat persyaratan, ujar Effendi di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Pertama, dalam segi misi perdamaian, Jokowi mampu mendorong kedua pemimpin negara itu untuk melakukan gencatan senjata. Apalagi kalau sampai duduk di perundingan, luar biasa, katanya.

Kedua, dapat memastikan alur rantai pasokan kebutuhan pangan dunia. Menurutnya, banyak negara dunia, termasuk Indonesia, saat ini bergantung terhadap pasokan gandum yang diimpor dari Ukraina maupun Rusia.

Ketiga, konflik di kawasan Eropa Timur ini sesungguhnya bukanlah Rusia melawan Ukraina, tetapi negara-negara Group of Seven (G7) dengan Rusia.

Terakhir, lanjut Effendi, jika Ukraina dapat memenuhi undangan Jokowi untuk hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang di Bali, maka posisi Ukraina pada pertemuan G20 akan mirip dengan posisi Indonesia dalam pertemuan KTT G7.

Undangan ini menjadi salah satu dampak dari posisi Indonesia sebagai Presidensi G20, kata politikus PDIP ini.

Effendy yakin, kehadiran Jokowi pada pertemuan G7 akan semakin membuka lebar jalan Indonesia dalam upaya mendamaikan Rusia dan Ukraina. Kalau tidak hadir di G7, mungkin tidak semulus ini, kata dia.

Anggota Komisi I Dave Akbarshah Fikarno menambahkan, pertemuan Presiden Jokowi dengan Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi sebuah permulaan positif. Dengan catatan, negara-negara Barat juga mau mengubah kebijakan dan sikap politik luar negerinya. Terlebih, konflik yang terjadi di kawasan Eropa Timur ini merupakan sebuah akumulasi dari beragam persoalan yang terjadi di kawasan tersebut.

Kita harapkan Presiden bisa membangun komunikasi antara Zelensky dan Putin. Juga negara-negara Barat bisa mengurangi egonya, sehingga menurunkan tensinya, kata Dave dalam keterangannya, kemarin.

Dave menilai pertemuan ini memiliki pesan krusial, tak hanya bagi Indonesia, tapi juga negara-negara Barat berharap Jokowi dapat menjadi jembatan komunikasi di antara kedua negara. Di sini terlihat dari bahasa tubuh banyak pemimpin negara G7 diharapkan Presiden Jokowi dapat menjadi juru damai, kata politikus Golkar ini.

Bagi Dave, pertempuran yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tak hanya mengganggu stabilitas regional, tapi juga berdampak terhadap krisis pangan dan energi secara global. Indonesia juga merasakan dampaknya, terlihat dari persoalan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), pangan, dan beban subsidi pemerintah terhadap sektor energi. Subsidi pemerintah terhadap energi sangat besar, bahkan mencapai Rp 500 triliun, ungkapnya.

Topik Menarik