Tahukah Anda Pertama Kali Bangsa Indonesia Mengenal Angka Tahun? Ini Jawabannya

Tahukah Anda Pertama Kali Bangsa Indonesia Mengenal Angka Tahun? Ini Jawabannya

Gaya Hidup | netralnews.com | Sabtu, 2 Juli 2022 - 08:21
share

MALANG, NETRALNEWS.COM - Sakakala , sangkala atau sengkalan (dalam Bahasa Jawa), yang dalam bahasa asing disebut "chronogram" atau kronogram ialah suatu tanda, susunan kalimat atau kata yang merupakan suatu tanggal atau masa.

Untuk merubah tahun saka ke tahun Masehi, kita harus menambahkan 78 tahun.

Candrasangkala dibaca dari belakang ke depan, ada yang terdiri dari dua buah kata, tiga buah kata, empat buah kata, lima buah kata dan enam buah kata. Sengkalan yang berupa kelompok kata atau kalimat disebut " sangkala lamba "

Ada pula gambaran atau lukisan pada sebuah bangunan yang mengandung arti sengkalan disebut dengan istilah Jawa: " sangkala petha " karena berujud " pepethan ".

Karena sangat sulit untuk menangkap maksudnya maka disebut pula " sengkalan memet ".

Candrasangkala berdasarkan peredaran bulan atau tahun Kamariah.

Suryasengkala berdasarkan peredaran matahari atau tahun Syamsiah dan sama dengan tahun Masehi.

Ada empat prasasti Kerajaan Kutai belum menyebutkan Sakakala .

Prasasti-prasasti Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat juga belum menyebutkan sakakala , antara lain. Prasasti Koleangkak, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Cidanghiang, dan Prasasti Tugu.

Prasasti-prasasti Kerajaan Sriwijaya juga belum menyebutkan sakakala , antara lain: Kedukan Bukit, Talang Tuwo, Kota Kapur, Karang Brahi, Bukit Seguntang, Telaga Batu.

Kapankah kita mulai mengenal sengkalan atau kronogram?

Pertama kali muncul kronogram terdapat di Prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh Kerajaan Mataram. Kronogram pada Prasasti Canggal berbunyi Sruti (4) Indria (5) Rasa (6) sama dengan tahun 654 Saka atau 732 Masehi.

Sejak Prasasti Canggal itulah kita mengenal angka tahun.

Jadi Prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh Raja Sanjaya untuk pertama kali di Indonesia telah menuliskan angka tahun dan dalam bentuk kronogram.

Seterusnya, banyak prasasti di Indonesia telah menggunakan kronogram.

Prasasti Karang Tengah yang dikeluarkan oleh Pramodhawardhani berbunyi: rasa (6) Sagara (4) ksitidhara (7) yang berarti tahun 746 Saka.

Prasasti Wantil yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan berkronogram wualung (8) gunung (7) sang wiku (7) yang berarti tahun 778 Saka.

Prasasti Dinoyo yang dikeluarkan oleh Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhanberkronogram Nayana (2) vasu (8) rasa (6) yang berarti tahun 682 aka.

Prasasti Pucangan yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga berkronogram aalchanbdhiwadane: sasalancana (1) abdhi (4) Wadane (9) yang berarti tahun 941 Saka.

Meskipun kita telah mengeluarkan prasasti sejak kira-kira abad empat Masehi, kita masih belum mencantumkan tahunnya.

Pada abad empat tersebut memang kita telah mengenal huruf yaitu Huruf Palawa. Akan tetapi kita belum mengenal angka tahun.

Jadi kita mengenal angka tahun, dalam hal ini sengkalan , sejak Prasasti Canggal pada tahun 654 Saka atau 732 Masehi.

Sebenarnya sudah lama sekali yaaaa kita mengenal angka tahun.

Penulis: Susanto Yunus Alfian

Alumni Program Doktor Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Sekarang meminati kajian sejarah, pendidikan sejarah dan pendidikan karakter.

Sumber:

1.Annisa. (2011). Penggunaan Kronogram di Indonesia, Vietnam, dan Kamboja Abad VII-XIV M: Pendekatan Arkeologis dan Epigrafis . Tesis. Program Studi Magister Arkeologi, Universitas Indonesia.

2.Karyana Sindunegara. (1997). Struktur Cakakala Serta Manfaatnya Untuk Penelitian Sejarah . Pidato pengukuhan Guru Besar Madya dalam Ilmu Filologi pada Fakultas Sastra Universitas Diponegoro di Semarang Tanggal27 desember 1997.

3.Agung Prabowo, Agus Sugandha & Agustini Tripena. (2016). Suryasengkala Lamba: The Indonesian-Javanese Chronogram. Global Journal of Pure and Applied Mathematics , 12 (6), 5079-5085.


Topik Menarik