Dikunjungi Imam Syamsi Ali Sultan Nilai Islam Washatiyah Cegah Politik Identitas

Dikunjungi Imam Syamsi Ali Sultan Nilai Islam Washatiyah Cegah Politik Identitas

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 28 Juni 2022 - 15:32
share

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan B Najamudin meminta umat Islam Indonesia untuk selalu memahami dan menjalankan ajaran Islam secara moderat atau Islam Washatiyah .

Ini agar Islam mampu menjadi faktor determinan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disampaikan Sultan kepada awak media saat menyambut kunjungan Imam Syamsi Ali asal New York, Amerika serikat di kediamannya, Senin (27/06).

Di tengah situasi politik nasional yang kian memanas, posisi dan peran u at Islam Indonesia tentu akan sangat menentukan. Kita tentu sangat berharap bahwa sikap politik dan posisi umat Islam Indonesia semakin berkembang dibandingkan dengan Pemilu yang lalu. Terutama pada isu politik identitas, ungkap Sultan kepada awak media.

Turut hadir dalam kesempatan dialog dan silaturahmi ini sejumlah senator dari beberapa daerah dan Artis Senior Anwar Fuady.

Menurut Sultan, agar menjadi faktor determinan dalam politik kebangsaan, umat Islam Indonesia harus belajar dari umat Islam di Amerika yang menjalankan syariat Islam secara Washatiyah atas dasar ilmu pengetahuan. Sedikit secara jumlah, tetapi cukup menentukan kehidupan sosial politik di sana.

Tentunya kondisi membutuhkan peran penting para pendakwah Islam yang moderat dan tidak arogan atau justru provokatif seperti Beliau Imam Syamsi Ali. Sehingga masyarakat modern yang rasional mampu mendapatkan pemahaman yang utuh tentang Islam yang sesungguhnya, tegasnya.

Oleh karena itu, kata Sultan, dia meminta media men- deliver informasi penting tentang relasi Islam dan otoritas Amerika Serikat atau kehidupan komunitas Islam Amerika kepada masyarakat Indonesia.

Bahwa hanya dengan prinsip Washatiyah, Islam mampu tumbuh dan berkembang, bahkan di negara yang paling liberal dan sekuler sekalipun.

Dalam kesempatan yang sama, Imam Syamsi Ali mengungkapkan, untuk menjaga kohesivitas sosial masyarakat Indonesia yang plural, hubungan antar kelompok agama harus dibangun atas dasar kesadaran kolektif.

Kelompok Mayoritas harus melindungi saudaranya yang minoritas, sementara minoritas harus menghormati kelompok mayoritas.

Kelompok mayoritas wajib melindungi dan tidak semena-mena terhadap saudaranya yang minoritas. Tetpi minoritas, juga harus tau diri agar terjalin hubungan sosial bangsa yang harmonis, tegasnya.

Topik Menarik