Perang Dapat Terjadi Kapan Saja dan di Mana Saja

Perang Dapat Terjadi Kapan Saja dan di Mana Saja

Gaya Hidup | netralnews.com | Selasa, 28 Juni 2022 - 12:16
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Setelah usainya perang dunia kedua, Amerika Serikat segera membuat "kaji ulang" tentang banyak hal yang terkait dengan perjalanan dari berlangsungnya perang akbar tersebut. Tentu saja review dari perang dunia dilakukan agar Amerika Serikat dapat memetik pelajaran berharga agar tidak terulang kembali perang di permuakaan bumi ini yang telah memakan banyak korban.

Sebagai bagian yang utuh dari sebuah kajian tentu saja ada pula tercantum ramalan tentang perang macam apa gerangan yang akan terjadi di masa datang. Hendry H Arnold dikenal luas sebagai Jenderal Angkatan Darat dan kemudian menjadi Jenderal Angkatan Udara, dalam konteks ini menjelaskan bahwa, "Perang berikutnya yang akan terjadi di permukaan bumi ini, tidak akan lagi dimulai dengan tembakan meriam dari kapal laut, atau serangan pasukan dengan tembakan berat di perbatasan negara, akan tetapi adalah akan berujud serangan udara langsung oleh pesawat terbang yang mungkin tidak berawak terhadap ibu kota suatu negara, misalnya Washington."

Tentu saja, salah satu pemikiran yang dipertimbangkan sebagai alasan adalah tentang begitu cepatnya kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam peperangan. Ramalan Jenderal Arnold ternyata menjadi kenyataan, walau dengan sedikit perbedaan, yaitu kejadian super tragis pada 11 September 2001.

Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai tragedi 911 benar-benar telah berujud sebuah serangan udara langsung oleh pesawat terbang terhadap Ibu Kota Amerika Serikat Washington DC dan juga salah satu pusat perdagangan terbesar di dunia, New York.

Bagaimana sebuah kaji ulang perang dunia kedua, yang dilakukan pada tahun 1946, bisa mencapai sebuah ramalan seperti yang dibayangkan oleh Jenderal Arnold dan bahkan kemudian benar-benar terjadi pada tahun 2001? Jawabannya antara lain bahwa sedikitnya ada tiga catatan penting sepanjang berjalannya perang dunia kedua, yang memberikan bahan keterangan utama dalam mencapai ramalan itu.

Pertama adalah serangan udara Jerman ke Inggris yang justru dimenangkan oleh pihak yang bertahan, dalam hal ini Inggris. Walaupun dalam penerlitian dan kaji ulang yang dilakukan beberapa pihak disebutkan bahwa jumlah pesawat serta kemampuan terbang para pilot kedua belah pihak tidak berbeda jauh dan dapat dikatakan sebagai berimbang. Perang udara ini kemudian dicatat oleh sejarawan Inggris sebagai "Battle of Britain", yang merupakan satu-satunya perang udara yang berhasil dimenangkan oleh pihak yang diserang atau bertahan.

Berikutnya yang kedua adalah serangan terhadap pangkalan Angkatan Laut terbesar Amerika Serikat di kawasan Pasifik, Pearl Harbour oleh armada udara Angkatan laut Jepang. Sebuah serangan pendadakan oleh armada udara AL Jepang yang telah memporakporandakan Pearl Harbour tanpa sempat bersiap diri untuk dapat bertahan, apalagi melawan. Pearl Harbour dicatat dalam buku The Future of War sebagai "The Origin of American Military Failure". Catatan sejarah dari para peneliti perang di Amerika tentang Pearl Harbour adalah disepakatinya sebuah kesimpulan dari pandangan tentang perang yang "dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja".

Ketiga adalah Hiroshima dan Nagasaki. Amerika Serikat menggunakan bom atom yang dijatuhkan dari pesawat B-29 Superfortress, pembom berat bermesin empat. Pemboman yang dilakukan Amerika Serikat di kota Hiroshima dan Nagasaki dengan kerusakan fatal dan melayangnya lebih dari 120 ribu nyawa manusia tidak berdosa, talah tercatat sebagai sebuah tindakan yang dinilai menjadi penyebab utama dari berhentinya Perang Dunia II. Sebuah operasi serangan bom udara terbesar yang pernah dilakukan dan berhasil menghentikan perang dunia.

Tiga catatan penting dari perang dunia kedua telah menggiring para peneliti dan para pengamat perang untuk sepakat dalam memandang ramalanj Jenderal Arnold di Tahun 1946 tentang bayangan mengenai "the next war". Menjadi sebuah ironi bahwa walau kajian dan ramalan ke depan telah dilakukan, tetap saja tragedi kemudian terjadi di tahun 2001. Ini semua kemudian membenarkan bahwa "War can happen at anytime and anywhere".


Catatan:

Dikutip dari buku Chappy Hakim, Jakarta 2017, 100 Artikel Chappy Hakim , hlm 139-141

Topik Menarik