Sejumlah Perwira Tewas, Iran Ganti Kepala Intelijen

Sejumlah Perwira Tewas, Iran Ganti Kepala Intelijen

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 23 Juni 2022 - 22:17
share

TEHERAN Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran dalam sebuah pernyataan mengatakan telah mengganti kepala intelijennya Hossein Taeb. Taeb telah memegang posisi itu selama lebih dari 12 tahun.

"Kepala Pengawal Mayor Jenderal Hossein Salami menunjuk Jenderal Mohammad Kazemi sebagai kepala baru Organisasi Intelijen IRGC," kata juru bicara Garda Ramezan Sharif dalam pernyataannya seperti dilansir dari France24 , Kamis (23/6/2022).

Menurut pernyataan itu Salami juga menunjuk Taeb, yang merupakan seorang ulama, sebagai penasihatnya sendiri.Pergantian kepala intelijen itu dilakukan setelah pembunuhan sejumlah anggota IRGC , yang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh musuh bebuyutan Iran, Amerika Serikat (AS).

Iran telah terlibat perang bayangan selama bertahun-tahun dengan duo sekutu Israel -AS. Namun ketegangan meningkat menyusul serangkaian insiden tingkat tinggi yang dituduhkan Teheran dilakukan oleh negara Yahudi itu.

Pada 13 Juni, Ali Kamani, seorang anggota divisi kedirgantaraan IRGC, terbunuh saat dalam misi di Khomein di provinsi tengah Markazi. Hal itu diumumkan IRGC dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Sebelumnya pada bulan Juni, Kolonel Ali Esmailzadeh, seorang komandan unit operasi eksternal IRGC, Pasukan Quds, meninggal dalam sebuah kecelakaan di rumahnya, menurut kantor berita negara IRNA.

Dan pada 22 Mei, Kolonel IRGC Sayyad Khodai (50) tewas di luar rumahnya di timur Ibu Kota Iran oleh penyerang sepeda motor yang menembaknya lima kali.

Televisi pemerintah di Iran mengatakan Khodai adalah anggota Pasukan Quds dan dia "dikenal" di Suriah, di mana Iran telah mengakui mengerahkan "penasihat militer".

IRGC menggambarkan Khodai sebagai "pembela tempat perlindungan", istilah yang digunakan untuk mereka yang bekerja atas nama Iran di Suriah atau Irak.

IRGC menuduh "Zionis" berada di balik pembunuhan itu dan bersumpah akan membalas dendam.

Sementara itu Israel pekan lalu mendesak warganya untuk meninggalkan Turki setelah penangkapan 8 orang yang diduga bekerja untuk sel intelijen yang berencana membunuh turis Israel di Istanbul.

(ian)

Topik Menarik