2.759 Ternak di Sleman Terpapar PMK, 8 Ekor Dipotong Paksa

2.759 Ternak di Sleman Terpapar PMK, 8 Ekor Dipotong Paksa

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 22 Juni 2022 - 20:57
share

SLEMAN, iNews.id - Sebanyak 2.759 ternak di Kabupaten Sleman terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Delapan ekor di antaranya terpaksa dipotong karena kandungan virusnya cukup tinggi.

Plt Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Drh Nawangwulan mengatakan, saat ini ada 2.759 ternak yang dilaporkan terserang PMK. Sebanyak 2.733 suspeck dan 26 terkonfirmasi positif. Dari jumlah ini 2.612 sakit, 98 sembuh dan ada 41 yang mati.

Selain itu ada delapan ekor dipotong paksa karena virusnya sudah parah, katanya, Rabu (22/6/2022).

Ternak yang dipotong paksa ini merupakan anakan, baik dari sapi perah maupun sapi potong. Anakan sapi tersebut terpaksa dipotong oleh pemiliknya karena kondisinya sudah viremia atau kadar virus di dalam tubuhnya sudah sangat tinggi.

Kalau virus menyerang di kaki dan kondisinya sudah parah, sapi itu bisa ambruk, sehingga sapi dipotong paksa dari pada mati, katanya.

Ia mengatakan, daging ternak yang terkena PMK masih bisa dikonsumsi dengan catatan bagian getah bening dan bagian-bagian mulut (cingur) maupun kuku yang terkena virus dibuang. Sedangkan untuk bagian jeroan masih aman dikonsumsi.

Jangan dibuat sate karena daging dari hewan yang kena PMK harus dimasak dengan tingkat kematangan sempurna, katanya.

Dinas terus berupaya menanggulangi wabah PMK dengan terus melakukan segala upaya sambil menunggu distribusi vaksin dari pemerintah pusat. Ternak yang telah terindikasi terserang PMK sementara di karantina dan diberi pengobatan.

Beberapa kelompok kandang ternak, juga telah melakukan antisipasi dengan memberlakukan lockdown. Hanya peternak yang boleh masuk ke kandang untuk menghindari penularan.

Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan, pihaknya telah meminta kepada pemilik kandang komunal yang terdapat ternak dengan suspek PMK, supaya ditutup dari perpindahan ternak.

Ini untuk mengurangi risiko penularan, karena hingga saat ini grafik kasus penyakit mulut dan kuku di Sleman terus meningkat, katanya.

Topik Menarik