Pria Uzbekistan Pukul Pengantin Wanita di Atas Pelaminan, Kalah Permainan Buka Permen
Seorang pria Uzbekistan menyerang pasangan pengantin wanitanya di atas pelaminan gara-gara kalah dalam permainan membuka permen yang merupakan tradisi pernikahan di sana.
Video insiden pemukulan terhadap pasangan pengantin itu kemudian jadi viral di media sosial dan menjadi berita utama internasional.
Namun kenyataannya sang pria cuma dikenakan dakwaan sebagai pengacau acara saja.
Diketahui dalam acara pesta pernikahan yang dihadiri tamu undangan, digelar lah permainan sederhana bagi kedua mempelai.
Mereka diberi tantangan permainan membuka bungkus permen. Mereka pun adu cepat. Tampak sang wanita lebih dulu mengangkat tangan kanannya pertanda dia lebih dulu menyelesaikan permainan itu.
Namun ternyata sang pengantin pria tak terima kenyataan itu. Dia kemudian melayangkan pukulan ke kepala sang perempuan.
Pengantin pria yang marah memukul kepala pasangannya, kata komite pemerintah dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari Channel News Asia, Jumat (17/6/2022).
Polisi sempat turun tangan menengahi masalah ini dan berbicara kepada pasangan itu dan orantua mereka.
In Uzbekistan, groom hit the bride right at the wedding in front if guests, relatives, families from both sides. Noone stopped him, noone to defend her.
Leila Nazgul Seiitbek???????????????????? (@l_seiitbek) June 12, 2022
Footage shows the couple participated in game, after which he hit her.
We need an @WomanTreaty urgently pic.twitter.com/rgjtc4qM2W
Insiden itu terjadp ada hari 6 Juni lalu di wilayah selatan Surkhandaryo, Uzbekistan.
Rekaman itu menunjukkan pengantin wanita tampak tertekan oleh serangan itu, saat tepuk tangan meriah menyambut kemenangannya dalam permainan.
Jaksa negara bagian Uzbekistan mengatakan bahwa mempelai pria cuma didakwa dengan pengacau kecil dan dapat didenda atau maksimal ditahan 15 hari dalam tahanan jika terbukti bersalah.
Sebuah komite terpisah di majelis tinggi legislatif Uzbekistan mengatakan pemuda itu telah meminta maaf kepada pengantin wanita dan menyatakan penyesalannya atas tindakannya pada sidangsoal kekerasan yang dihadiri oleh para tetua komunitas dan kerabat pasangan itu.
Pada hari yang sama, kedua mempelai berdamai dan kini telah tinggal bersama, kata panitia.
Saida Mirziyoyeva, putri Presiden Shavkat Mirziyoyev yang juga seorang politi di negeri itu menyebutkan dalam sebuah postingan Facebook bahwa apa yang telah dilakukan pengantin pria sebagai tindakan \'menjijikkan\'.
Kita tidak boleh tinggal diam tentang kasus-kasus seperti itu, kita tidak boleh berpura-pura bahwa itu hanya satu kali, kata Mirziyoyeva.
Inilah mengapa kita membutuhkan pendidikan yang membuka cakrawala dan menjadikan perempuan mandiri dan kuat.






