90 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor, Kemenkes Ajak Perusahaan Farmasi Change Source

90 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor, Kemenkes Ajak Perusahaan Farmasi Change Source

Gaya Hidup | BuddyKu | Sabtu, 4 Juni 2022 - 09:49
share

IDXChannel - Kementerian Kesehatan mengajak berbagai perusahaan farmasi untuk Change Source, atau pergantian sumber bahan baku impor dengan bahan baku produksi dalam negeri.

Hal tersebut guna mendorong pengurangan impor bahan baku dalam farmasi. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Rizka Andalucia mengatakan pemerintah memfasilitasi change source.

"Dalam meningkatkan bahan baku obat produksi dalam negeri, pemerintah hadir mendampingi industri farmasi formulasi dalam melakukan change source bahan baku obat dari bahan baku impor menjadi bahan baku obat dalam negeri, kata Rizka dalam laman resmi Kemenkes, Jumat (3/6/2022)

Pada pelaksanaannya, change source mendapatkan respon baik dari berbagai industri farmasi di Tanah Air. Ada beberapa industri farmasi telah menyampaikan komitmennya untuk mengganti bahan baku obat impor menjadi bahan baku obat dalam negeri diantaranya; PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, PT Veron Pharmaceutical, PT Daewoong Infion, PTKalbio Global Medika, PT Kimia Farma, PT Dexa Medica, PT Kalbe Farma, PT Otto Pharmaceutical, PT Meprofarm, PT Pertiwi Agung, PT Novel Pharmaceutical Laboratoris, PT Phapros, PT Lapi Laboratories, dan PT Dipa Pharmalas.

Saat ini sekitar, 90% bahan baku obat masih bersumber impor dan berdasarkan data produk yang tayang di e-katalog, sekitar 34,7% merupakan produk impor, didominasi oleh produk-produk inovatif (produk patent dan produk biologi, termasuk produk darah).

Kalau saat ini kita masih impor sekitar 90%, di group kami (Holding BUMN Farmasi) bisa mengurangi hingga 20% kebergantungan bahan baku obat, ini target kita ini sudah ada di road map yang kita buat hingga 2026, memang ini agak susah untuk menjadi 0% karena ada industri hulu, kimia dasar yang juga harus kita perbaiki untuk bisa terangnya," ucap Honesti Basyir, Direktur Utama Holding BUMN Farmas

Atas komitmen ini, harapannya hasil change source selesai pada September 2022, untuk selanjutnya dimasukkan ke e-katalog, kemudian dimanfaatkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.

(SAN)

Topik Menarik