Mobil Palang Merah Ditembaki di Jalanan, 2 Orang Tewas

Mobil Palang Merah Ditembaki di Jalanan, 2 Orang Tewas

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 3 Juni 2022 - 17:29
share

BAMAKO, iNews.id - Seorang pekerja badan kemanusiaan Palang Merah Belanda dan sopir tewas ditembak di Mali bagian Barat. Pelaku merupakan orang-orang bersenjata yang mengendarai motor.

Dilansir dari AP, saksi mata mengatakan, kendaraan yang mengangkut tim Palang Merah itu dihujani tembakan di dekat Kayes, Rabu (1/6/2022) sekitar pukul 06.00 sore waktu setempat.

Organisasi Palang Merah Mali dan Belanda pada Kamis (2/6/2022) mengatakan, kendaraan korban telah ditandai dengan jelas dengan lambang kelompok itu.

Dalam penyergapan itu, dua karyawan lainnya dinyatakan selamat, kata mereka.

Palang Merah Mali mengutuk keras insiden itu. Peristiwa itu merusak misi kemanusiaan untuk mereka kelompok rentan.

Tidak percaya dan sedih. Dua pekerja bantuan Palang Merah tewas dalam serangan bersenjata di Mali. Salah satunya adalah pegawai Palang Merah Belanda. Bendera kita setengah tiang. Pekerja bantuan seharusnya tidak pernah menjadi target, kata Palang Merah Belanda di Twitter.

Direktur Palang Merah Belanda, Marieke van Schaik mengatakan, pekerja Palang Merah Belanda itu bukan warga negara Belanda.

Ini adalah berita buruk dan sangat menyentuh kami. Pertama-tama, perhatian kami ditujukan kepada anggota keluarga dan semua orang yang mengenal para pekerja bantuan yang menjadi korban, kata Schaik.

Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengklaim tanggung jawab atas aksi penyergapan tersebut.

Mali telah memerangi pemberontakan Islam dalam satu dekadi terakhir. Mali menjadi salah satu negara yang telah lama dianggap terlarang bagi orang Barat karena alasan keamanan.

Sementara wilayah Kayes dinilai kurang berisiko daripada Mali utara. Meski demikian, ada laporan yang berkembang tentang penyebaran ekstremisme di daerah yang terkait dengan kelompok yang dikenal sebagai Katiba Macina.

Kekhawatiran tentang keamanan di Mali semakin tinggi sejak Prancis mengumumkan menarik pasukannya dari negara itu awal tahun ini. Tentara Prancis telah berada di Mali selama sembilan tahun untuk membantu memerangi para ekstremis.

Saat ini, militer negara itu masih dibantu oleh misi besar penjaga perdamaian PBB. Mereka pun sering mendapat serangan dari gerilyawan.

Mali dipimpin oleh Kolonel Assimi Goita, yang melakukan kudeta tahun 2020. Dia telah menggulingkan presiden yang dipilih secara demokratis di negara itu.

Goita pun mendapat kecaman internasional ketika sembilan bulan kemudian, dia menggulingkan para pemimpin transisi sipil negara itu. Dia lantas mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden.

Topik Menarik