Hubungan Jokowi Mega Putus Nyambung

Hubungan Jokowi Mega Putus Nyambung

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 3 Juni 2022 - 08:30
share

Seperti kisah cinta anak-anak ABG, hubungan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sering kali dikabarkan putus nyambung. Namun, seiring waktu pula, Jokowi dan Mega kerap kembali tampil mesra.

Putus nyambungnya hubungan Jokowi-Mega ini sudah terlihat sejak pemerintahan Jokowi di periode pertama. Contohnya, pada Maret 2018. Saat itu, keduanya diisukan renggang karena Jokowi bermaksud merangkul Partai Demokrat. Kemudian, isu ini terbantahkan dengan pertemuan Jokowi dan Mega yang begitu mesra, di Istana Batu Tulis, Bogor, 8 Juli 2018.

Isu keretakan itu terus berulang yang kemudian dibantah dengan pertemuan mesra. Yang teranyar, hubungan keduanya dianggap sedang retak karena Mega tak menghadiri resepsi pernikahan adik Jokowi pekan pelaku, dan absennya Mega di upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang dihadiri Jokowi, di Ende, Nusa Tenggara Timur, dua hari lalu. Isu keretakan ini muncul dipicu dari sikap Jokowi yang seperti memberi angin ke Ganjar Pranowo untuk nyapres di 2024. Padahal, Mega terlihat begitu menjagokan putrinya, Puan Maharani.

Melihat adanya isu liar ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno turun tangan. Pratikno memastikan, hubungan Jokowi-Mega baik-baik saja. Tidak ada kerenggangan.

Hubungan (Jokowi-Mega) baik baik saja. Sangat baik-baik saja. Tidak ada istilah memanas. Tidak ada. Sangat, sangat, sangat baik, kata Pratikno, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Soal tidak hadirnya Mega di upacara Hari Kebangkitan Pancasila di Ende, Pratikno menganggap bukanlah suatu masalah. Sebab, bisa saja ada banyak faktor yang menyebabkan Ibu Banteng itu, berhalangan hadir.

Beliau kan barusan tiba juga dari luar negeri. Itu juga harus diperhitungkan. (Hubungan dengan Jokowi) baik-baik, nggak ada masalah, lanjutnya, memastikan.

Ia meminta agar hubungan Jokowi dan Mega tidak digoreng hingga jadi isu liar. Sebab, klaim Pratikno, keduanya tak punya masalah.Ya, kalau ketemu (Jokowi-Mega) kan sering. Beliau bertemu kan sering. Jadi nggak usah dibawa macam-macam, pintanya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga beberapa kali meluruskan isu ketidakharmonisan hubungan Jokowi-Mega. Menurutnya, Mega dan Jokowi masih intens bertemu dan berkomunikasi. Soal tidak hadirnya Mega di acara pernikahan adik Jokowi, tak bisa dijadikan patokan bahwa hubungan keduanya retak.

Kalau Ibu Mega (tidak hadir) karena masih proses new normal akibat pandemi, lebih banyak di rumah, kata Hasto, kepada Rakyat Merdeka , pekan lalu.

Sedangkan Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto curiga ada pihak-pihak yang berupaya menjauhkan Mega dan Jokowi. Manuver itu, sebutnya, sudah dilakukan sejak lama.

Ada indikasi kuat hubungan antara Pak Jokowi dengan Ibu (Megawati) mau dijauhkan. Itu sudah terjadi sejak lama, ini pengulangan, ini replay lagi, kata pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).

Pakar komunikasi politik Pangi Syarwi Chaniago melihat, secara kasat mata, hubungan Jokowi-Mega ini memang putus nyambung. Terkadang terlihat sangat renggang, beberapa saat kemudian terlihat begitu mesra.

Mungkin ini bisa dibilang hubungan tegang-tegang kendor ya. Kalau tegang terus kan putus ya... He-he-he, kelakarnya, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka , tadi malam.

Dia melihat, ada banyak penyebab hubungan tegang kendor ini terjadi. Salah satunya, karena Jokowi dinilai mulai sulit dikendalikan Mega, terutama dalam hal jagoan Pilpres 2024.

Kita kan sudah bisa tahu siapa yang diusung jokowi. Sementara PDIP kan seleranya beda. Itulah makanya hubungan keduanya kadang bagus, kadang nggak, lanjutnya.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini mencontohkan ketika Jokowi memperlakukan Ganjar di acara Rakernas Projo, yang diduga membuat Mega panas. Meskipun begitu, hubungan tegang kendor Mega-Jokowi ini tak berakhir putus. Asalkan pilihan jagoan Pilpres 2024 keduanya bisa sejalan.

Ia meyakini, di last minute , Jokowi tetap akan mengalihkan dukungan kepada capres yang potensi menangnya lebih besar. Bisa saja bukan Ganjar. Atau pilihan yang berbeda dengan Mega.

Kalau ikut komando PDIP, kalah gimana. Nanti Jokowi jadi bulan-bulanan. Kayak SBY. Pak Jokowi sepertinya belajar untuk itu. Intinya bagaimana menang. Kalau Jokowi king maker , Mega queen maker , tentu selera keduanya akan beda, pungkasnya.

Topik Menarik