PESONA: Pemuda NU Sowan Ing Ulama, Kyai Munsif Nahrowi Sang Pelita

PESONA: Pemuda NU Sowan Ing Ulama, Kyai Munsif Nahrowi Sang Pelita

Gaya Hidup | netralnews.com | Selasa, 31 Mei 2022 - 10:01
share

MALANG, NETRALNEWS.COM - Saat mentari mulai menampakan keperkasaan, sinar hangat menembus pori-pori kulit, dihiasi dengan padatnya arus lalu lintas. Itulah suasana ketika segerombolan anak muda melintasi kepadatan kendaraan.

Malang, 28 Mei 2022, pengurus Pimpinan Anak Komisariat Perguruan Tinggi (PAKPT) Syeikh Ahmad Khotim As-sambasi (Syakasa) mengadakan kegitan yang sangat menarik, dan bermanfaat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut program kerja PAK Syakasa yang semakin dekat. Kegiatan ini bertema Pemuda NU Sowan Ing Ulama (Pesona).

Sowan Ulama adalah tradisi yang semarak dilakukan oleh warga Nu. Bertujuan untuk meningkatkan semangat, daya juang, dan ngalap berkah.

Kegiatan ini diikuti oleh segenap pengurus PAK Syakasa, dan mahasiswa lainya. Tujuan utamanya adalah mahasiswa di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Dimulai dari sowan sesepuh IPNU, yaitu KH. Nahrowi Tohir. Dilanjutkan dengan ziarah ke makam Mbah Yai Tohir Bungkuk.

Saat kami sowan ke ndalem KH. Munsif Nahrowi, beliau sangat antusias. Kyai Munsif banyak bercerita tentang beridirinya IPNU, IPPNU, PMII, dan pengalaman pribadi. Beliau adalah satu-satunya pengurus PP IPNU periode KH. Tholhah Mansur yang kini masih hidup.

Ndalem beliau berdekatan dengan Masjid Bungkuk, dan Makam Mbah Kyai Tohir yang tak lain adalah kakeknya.

Ayahnya bernama KH. Nahrowi Tohir, merupakan salah satu pendiri NU. Darah juang Kyai Munsif Nahrowi sudah mengalir dari para leluhur.

Usia beliau sekarang kurang lebih sudah delapan puluh tujuh tahun. Namun, Kesehatan fisiknya masih terjaga dengan baik.

Kyai Munsif berpesan, Kalian adalah calon pemimpin NU masa depan.

Pesan ini menjadi pengingat, sekaligus motivasi agar kita selalu belajar. Beliau juga bercerita tentang sosok KH. Tholhah Mansur sang pendiri IPNU.

Kyai Tholhah seorang ulama, sekaligus sosok intelektual. Kyai Tholhah pernah berpesan, Jadilah ulama yang intelektual, dan intelektual yang ulama." Pesan tersebut adalah harapan besar beliau kepada semua kader IPNU/IPPNU.

Kyai Munsif menjelaskan, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan pada tahun 1954. IPNU menjadi wadah untuk para pelajar NU.

Sedangkan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) berdiri pada tahun 1955, salah satu pendirinya adalah Nyai HJ. Umroh Makhfudzoh. Beliau merupakan istri dari KH. Tholhah Mansur, dan cucu KH. Wahab Chasbulloh.

IPNU dan IPPNU mengalami perkembangan yang masif mulai dari anggota hingga eksistensinya. Pada tahun 1958, IPNU mengadakan muktamar yang pertama.

Dalam sebuah muktamar IPNU/IPPNU yang diadakan di Malang, berhasil mengundang presiden Sukarno.

Sukarno pada saat itu menjadi presiden dunia, jelas Kyai Munsif. Beliau melanjutkan, bahwa pidato Bung Karno di PBB pada awal-awal kemerdekaan mampu membakar semangat dan menyuarakan sikap antikolonialisme.

Kedatangan Sukarno di Malang disambut meriah seluruh warga NU. Ketua PBNU saat itu, KH. Dahlan, ikut serta dalam penyambutan sang presiden.

IPNU/IPPNU semakin dikenal masyarakat luas. Hal itu tidak lepas dari pemberitaan Sukarno pada muktamar NU Malang. Kyai Munsif adalah sosok pejuang sejati. nDedikasinya di IPNU, dan PMII sangat besar. Bahkan tercatat bahwa beliau adalah salah satu pendiri PMII.

Di usia senjanya, Kyai Munsif masih aktif menghadiri setiap undangan organisasi, dan kegiatan kemasyarakatan. Bahkan beliau pernah hadir dalam sebuah acara IPNU dan PMII di Kalimantan.

Momentum sowan Kyai Munsif adalah penyejuk, nasihat beliau adalah obat, dan doanya adalah ruh unyuk kita selalu mengingat akan jasa para pendahulu.

Penulis: Brilliant Syaifulloh

Mahasiswa Universitas Negri Malang, Ketua PAK Syakasa

Refrensi : Wawancara Kyai Nahrowi Tohir pada tanggal 28 Mei 2022.

Topik Menarik