Motif Salvador Ramos, Pelaku Penembakan di Texas, dari Masalah Sekolah hingga Kesehatan Mental
JAKARTA, celebrities.id - Lebih dari 24 jam setelah penembakan massal yang yang dilakukan Salvador Ramos di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, akhirnya terkuak terkait kemungkinan motif dari kejadian naas tersebut.
Apa motif Salvador Ramos? Pelaku penembakan di Texas
Remaja 18 tahun itu dilaporkan tinggal bersama neneknya selama empat bulan terakhir setelah terlibat pertengkaran sengit dengan ibunya.
Ramos tidak berprestasi di sekolah, diduga merupakan alasan utama dia memutuskan untuk bertindak kasar terhadap semua orang.
Awalnya, KPRC 2 Houston melaporkan bahwa saksi mata bernama Eduardo Trinidad melihat Ramos meninggalkan rumahnya.
Dan meninggalkan sang nenek, Cecilia Martinez Gonzalez yang ternyata ditembak di wajah oleh cucunya.
Berdasarkan keterangan, Salvador Ramos meninggalkan rumah dengan senjata besar dan punggung penuh amunisi, pria bersenjata itu melaju dengan truk pick up neneknya.
Lalu, Trinidad juga melaporkan bahwa dia melihat Ramos terlibat baku tembak dengan pihak berwenang sebelum menabrak parit beton.
Ramos kemudian turun dari truk dan berlari menuju sekolah dasar, di mana pembunuhan dimulai setelah tengah hari.
Namun, Trinidad memiliki informasi lebih sebagai teman keluarga, dia tahu persis apa yang membuat Ramos sangat marah dan apa yang membuatnya menembak neneknya. Menurut saksi mata, Ramos marah karena dia tidak akan lulus dari SMA Uvalde seperti teman sekelasnya yang lain.
Ramos digambarkan sebagai seorang penyendiri
Membuat keputusan untuk mulai menembaki anak-anak karena gagal lulus, bukanlah alasan sebenarnya hal ini terjadi.
Salvador Ramos telah digambarkan sebagai orang yang kejam oleh beberapa temannya. Ada laporan bahwa dia sering menembak orang dengan pistol BB ketika dia marah, ledakan emosional ini tidak normal.
Ramos juga adalah seorang yang penyendiri dan diintimidasi sepanjang hidupnya.
Ada dugaan juga pelaku penembakan adalah seorang pemuda dengan masalah kesehatan mental, yang seharusnya tidak mendapat izin untuk membeli senjata api dengan mudah.
Seperti diketahui Ramos mendapat senjata api pertamanya tepat setelah berusia 18 tahun di negara bagian Texas.
Sehingga jika ditarik benang merahnya dalam kasus ini, juga soal bagaimana peredaran senjata api ini muda di dapat.
Dan terbukti juga kasus serupa kerap berulang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini.
