Happy Salma Jadi Inggit Ganarsih Istri Kedua Presiden Soekarno, Ngaku Kesulitan Sampai Keluar Keringat Dingin
JAKARTA, celebrities.id - Happy Salma mengaku kesulitan memerankan tokoh Inggit Ganarsih, istri kedua Soekarno dalam pementasan teater musikal monolog yang dihelat Titimangsa.
Happy Salma merupakan artis senior dengan segudang pengalaman. Namun, dia merasa masih mengalami kesulitan dalam berakting. Tentunya, akting dalam sinetron dengan pertunjukan teater sangat jauh berbeda. Terlebih, aktris 42 tahun tersebut harus memerani sosok fenomenal sebagai istri Soekarno.
"Untuk saya sulit banget memotivasi diri untuk menghapal lagi, apa lagi ini naskahnya berbeda dari 11 12 pertunjukan yang pernah saya lakukan. Jadi sejujurnya lebih ruwet buat saya. Jadi kalau mau ditanya susah, apalagi ada menyanyi segala," kata Happy Salma dalam jumpa pers pementasan monolog Inggit Garnasih di Ciputra Artpreneur, Kamis (19/5/2022).
Happy Salma juga harus memaksimalkan perannya beriringan dengan adegan bernyanyi dalam pementasan teater musikal.
Bahkan, dalam proses latihan, Happy Salma mengaku mengalami keringat dingin hingga merasa linglung lantaran sempat merasa tak sanggup mendalami peran sebagai Inggit Ganarsih.
"Saya sampai keringat dingin sampai ada momen saya kayak orang linglung, karena saya merasa tidak mampu, tapi saya belajar lagi. Karena saya harus menyelesaikan sesuatu sampai tuntas," ujarnya.
Ditulis oleh Ratna Ayu Budiarti, naskah ini terinspirasi dari roman Kuantar Ke Gerbang karya Ramadhan KH. Monolog Inggit Ganarsih \'Tegak Setelah Ombak\' menyuguhkan cerita Inggit Garnasih yang kala itu mendampingi perjalanan Soekarno sebelum menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia.
Sebagai istri kedua yang bertahan dalam 20 tahun pernikahan, Inggit setia mengantar Bung Karno mulai dari mendampinginya lulus dari sekolah Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), mendukung ekonomi keluarga saat Bung Karno memulai pergerakan di organisasi hingga mendampingi Bung Karno dalam pengasingan di Ende dan Bengkulu.
Inggit memilih mempertahankan martabatnya sebagai perempuan dan menolak dimadu ketika Soekarno menyatakan ingin menikah lagi. Meski Inggit dijanjikan menjadi istri utama, dia memilih mengatakan tidak kepada Bung Karno.