Kemenkes Sebut Hepatitis Akut Misterius Kecil Kemungkinan Jadi Pandemi, Ini Sebabnya

Kemenkes Sebut Hepatitis Akut Misterius Kecil Kemungkinan Jadi Pandemi, Ini Sebabnya

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 20 Mei 2022 - 06:58
share

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 belum usai namun dunia kembali dihantui penyakit lainnya yaitu hepatitis akut misterius. Namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kecil kemungkinan penyakit ini menjadi pandemi.

Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan meskipun tercatat ada 436 kasus dari 27 negara yang ditengarai hepatitis akut misterius, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menemukan kasus terkonfirmasi. Karena jenis penyakit ini belum ada definisinya dan jenis penyebabnya.

Kalau kita lihat negara-negara lain itu mencatatkan ada 436 kasus dari 27 negara, di mana kalau kita lihat Indonesia melaporkan 1 kasus kematian dan 4 kasus dengan klasifikasi masih pending klasifikasi, kata Nadia dalam Dialektika Demokrasi yang bertajuk Hepatitis Akut Mengancam, Bagaimana Antisipasinya? di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Jadi dia masih bisa mencatatkan ada 5 kematian yang diduga oleh hepatitis akut berat yang belum diketahui, tetapi 4 yang kita laporkan itu masih sangat mungkin untuk keluar dari kriteria tersebut, karena hasil pemeriksaan laboratorium belum kuat, ucapnya.

Melihat perkembangan, kecepatan penambahan kasus, dan fatalitasnya, Nadia menjelaskan hepatitis akut misterius ini kecil sekali kemungkinannya berkembang menjadi pandemi. Karena kondisinya tidak akan mengancam begitu banyak dan menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu.

Tetapi kita perlu waspadai, kenapa perlu diwaspadai, makanya WHO menyatakan ini sebagai penyakit yang disebut sebagai potensi terjadinya kejadian luar biasa, ujarnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 ini menjelaskan, dalam epidemiologi tahapan-tahapan penyakit dimulai dari peningkatan kasus, kejadian luar biasa, wabah, endemi, dan pandemi. Sementara untuk hepatitis ini, WHO meminta warga dunia berhati-hati agar tidak terjadi kejadian luar biasa dan kasus terbanyak menyerang anak-anak.

Kemudian, sambung dia, para ahli mengatakan gejala hepatitis akut berat ini mirip dengan gejala hepatitis A yang penularannya melalui makanan. Masyarakat juga diimbau untuk cuci tangan, tidak makan sembarangan, dan jangan berbagi alat makan dengan orang lain.

Kalau kita terus meningkatkan kewaspadaan untuk sindrom atau demam kuning, jadi Puskesmas itu kalau kemudian ada peningkatan sindrom atau demam kuning di daerahnya yang dilaporkan dia harus melakukan namanya kontak investigasi, tutur Nadia.

Topik Menarik