Mengulas Mitos Seputar Tabir Surya

Mengulas Mitos Seputar Tabir Surya

Gaya Hidup | koran-jakarta.com | Senin, 16 Mei 2022 - 20:19
share

JAKARTA - Tabir surya ( sunscreen ) merupakan salah satu tahapan perawatan kulit ( skincare ) yang sangat penting. Kosmetik ini dapat melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar matahari yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan kulit, mulai dari hiperpigmentasi, penuaan dini, sampai kanker kulit.

Menurut Medical Innovation Expert Beauty Haul, dr. Claudia Christin, setiap orang wajib menggunakan tabir suryaminimal sun protection factor (SPF) 15+ yang perlu diaplikasikan ulang ( reapply ) setiap dua jam. "Namun sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami pentingnya sunscreen dan terjebak dalam mitos-mitos sehingga tidak menggunakannya secara maksimal," ujar Claudia dalam konferensi pers virtual Jumat (13/5).

Mitos pertama, tabir surya cukup dioleskan sekali selama seharian. Banyak orang yang mengira bahwa menggunakan sunscreen satu kali sudah cukup untuk melindungi kulit dari sinar UV seharian penuh. Namun faktanya, seberapapun tingginya tingkat SPF yang digunakan, perlindungan tersebut akan memudar fungsinya dalam dua jam.

"Setiap dua jam bisa diulang lagi agar kulit tetap terlindungi. Dalam pengaplikasian ulang tersebut, kita dapat memilih sunscreen berbentuk spray atau stick yang lebih praktis dan meminimalkan lunturnya riasan wajah yang telah kita gunakan," tambahnya.

Mitos kedua, tabir surya tahan air tidak perlu diulang lagi setelah mandi. dr Claudia mengatakan walaupun sebuah sunscreen memiliki klaim tahan air, namun nyatanya ketika mandi, berenang, mencuci muka, maupun mengambil air wudhu, perlindungan tabir surya tetap dapat luntur dan menipis. Oleh karenanya perlu melapisinya lagi setelah selesai berenang atau mandi.

Mitos ketiga, hanya butuh sedikit tabir surya. Seringkali orang berpikir dengan sejumput sudah cukup karena terasa telah melapisi seluruh bagian wajah kita. Namun nyatanya menurut dr Claudia faktanya untuk melindungi wajah dan leher, dibutuhkan setidaknya 0,04 ons tabir surya.

"Jumlah ini setara dengan panjangnya jari telunjuk dan jari tengah tangan kita untuk perlindungan maksimal agar kulit terhindar dari efek negatif sinar ultraviolet (UV)," ujar dia.

Mitos keempat, makeup di wajah sudah mengandung tabir surya, maka wajahku telah terlindungi. Menurut dia beberapa produk makeup seperti foundation atau tinted moisturizer telah dilengkapi dengan SPF. Hal tersebut telah memberikan sedikit perlindungan untuk kulit wajah.

"Namun, sebenarnya proteksi yang diberikan belum maksimal sehingga kita tetap perlu mengaplikasikan sunscreen tradisional dengan jumlah yang dianjurkan sehingga kulit tetap terjaga dari radiasi sinar matahari," demikian Claudia.

Mitos kelima, tidak perlu tabir surya saat di dalam ruangan. Masih banyak orang yang beranggapan jika kita seharian berada di dalam ruangan atau ketika cuaca sedang mendung. Padahal nyatanya, paparan sinar UV tetap dapat menembus berbagai material, terutama jika ketika bekerja di area yang dikelilingi oleh jendela.

Dr Claudia mengatakan dalam memilih tabir surya perlu memahami jenis kulit yang dimiliki terlebih dahulu. Untuk kulit berminyak, kamu dapat menggunakan sunscreen gel yang berbahan dasar air ( water-based ).

"Sedangkan untuk kulit kering, disarankan untuk memilih sunscreen lotion dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Bagi kulit sensitif, dapat memakai sunscreen yang bebas pewangi ( fragrance free ) dan non-comedogenic untuk mencegah penyumbatan pori-pori," jelas dia.

Topik Menarik