Langkah Pemprov Jabar Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku

Langkah Pemprov Jabar Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku

Gaya Hidup | genpi.co | Jum'at, 13 Mei 2022 - 00:00
share

GenPI.co Jabar - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat melakukan langkah pencegahan penyakit menular mulut dan kuku pada hewan ternak dengan membentuk unit respons cepat.

"Kami bergerak cepat menyusul munculnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di sejumlah daerah," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana kepada wartawan di Bandung, Rabu.

Dia mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk mencegah dan mewaspadai penyakit menular tersebut setelah Dinas Peternakan Jawa Timur melaporkan adanya kasus penyakit kuku dan mulut pada hewan ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawangsa.

"Provinsi Jawa Timur itu melaporkan pada tanggal 5 Mei 2022 dari informasi tersebut. Besoknya kami langsung koordinasi dengan daerah agar meningkatkan kewaspadaan, karena ada laporan dari Kabupaten Garut bahwa ada terduga kasus PMK (penyakit mulut dan kuku) di sana," kata dia.

Pada 7 Mei 2022, lanjut Arifin, DKPP Provinsi Jawa Barat langsung mengambil sampel terduga penyakit mulut dan kuku pada hewan di Kabupaten Garut bersama Tim Balai Veteriner Subang.

Lalu di hari berikutnya, pengambilan sampel dilakukan di lokasi terduga di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar.

"Hasilnya sejumlah sampel terkonfirmasi 100 persen positif PMK," ujarnya.

Arifin lalu merinci temuannya ini terletak di Leles, Kabupaten Garut sebanyak 25 ekor sapi potong, tiga ekor sapi perah dan lima ekor domba.

Sementara di Tasikmalaya, 18 sampel sapi dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku serta 11 ekor sapi di Kota Banjar dinyatakan positif 100 persen penyakit mulut dan kuku.

"Sebelum ada temuan positif pada 7 Mei 2022, kami sudah membentuk Unit Respons Cepat PMK," tuturnya.

Setelah ditemukan adanya PMK di wilayahnya, pihaknya langsung mengeluarkan surat edaran pada kepada dinas terkait untuk mewaspadai penyebaran penyakit ini.

"Kami juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait peternakan di Jawa Barat sekaligus inspeksi ke Pasar Hewan Tanjung Sari Sumedang dan Manonjaya, Tasikmalaya," tuturnya.

Strategi dan rencana penutupan jalur pengeluaran ternak dan pasar ternak pun, kata Arifin sudah disiapkan oleh pihaknya.

Selanjutnya, penutupan pemasukan media pembawa dan melakukan pengawasan lalu lintas ternak terutama di dua titik pemeriksaan Losari dan Banjar.

"Itu dari tanggal 1 April hingga 10 Mei 2022 ada 5.025 sapi potong, 294 domba, 578 kambing, dan 11 kerbau masuk lewat dua check point itu berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, ujarnya. (Ant)

Kalian wajib tonton video yang satu ini:

Topik Menarik