Soal Harga Sawit, Gapki Komitmen Terapkan Aturan Pemerintah

Soal Harga Sawit, Gapki Komitmen Terapkan Aturan Pemerintah

Gaya Hidup | genpi.co | Jum'at, 13 Mei 2022 - 00:05
share

GenPI.co Kalbar - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalbar berkomitmen terapkan harga sawit sesuai penetapan pemerintah.

Hal tersebut menjadi salah satu poin pernyataan sikap yang disampaikan melalui surat kepada Gubernur Kalbar.

"Perusahaan perkebunan kelapa sawit anggota Gapki Cabang Kalbar telah bersepakat untuk mengambil sikap atas kebijakan larangan ekspor minyak kelapa sawit atau CPO, ujar Ketua GAPKI Cabang Kalbar Purwati Munawir, Kamis (12/5).

Menurutnya, sikap Gapki Cabang Kalbar secara umum mendukung setiap kebijakan pemerintah terkait sektor kelapa sawit.

Selain itu, menghormati dan melaksanakan kebijakan pelarangan ekspor CPO dengan sebaik-baiknya.

Setelah berlakunya kebijakan tersebut, Gapki juga akan memantau perkembangan di lapangan.

Termasuk mengajak seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit untuk memantau dampak kebijakan terhadap keberlanjutan usaha sektor kelapa sawit.

Purwati mengungkapkan, Gapki akan memohon kepada pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan, jika ternyata kebijakan berdampak negatif.

Pihaknya juga menyoroti keberadaan loading ramp yang beroperasi menampung Tandan Buah Segara (TBS) sawit petani plasma.

Loading ramp telah mengganggu sistem kemitraan inti plasma, terutama dalam kemitraan jual beli TBS sebagaimana yang diatur dalam Permentan 1/2018 maupun Pergub Nomor 63/2018.

Purwati menerangkan, Gapki Cabang Kalbar mencatat perkembangan reaksi masyarakat pekebun sawit di lapangan.

Secara umum, masyarakat mengkhawatirkan dampak penerapan Permendag Nomor 22 Tahun 2022 dalam waktu Panjang.

Di antaranya, terhentinya ekspor CPO dan turunannya bakal menyebabkan penerimaan devisa dari komoditas tersebut stagnan.

"Kemudian potensi beralihnya pelanggan tetap luar negeri, penyesuaian produksi hanya untuk kepentingan domestik, nilai tukar petani tertekan berpotensi melemah, sebutnya.

Dampak paling parah, potensi penyesuaian pengurangan kebutuhan tenaga kerja dan pada gilirannya bakal memperlemah minat investasi pada komoditas sawit. (ant)

Lihat video seru ini:

Topik Menarik