Inflasi Batam Pada April 2022 Dipicu Kelompok Bahan Pangan

Inflasi Batam Pada April 2022 Dipicu Kelompok Bahan Pangan

Gaya Hidup | genpi.co | Rabu, 11 Mei 2022 - 14:00
share

GenPI.co Kepri - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, inflasi Batam pada April 2022 dipicu oleh kelompok bahan pangan.

Harga Konsumen (IHK), mengalami inflasi sebesar 4,28 persen (yoy) pada April 2022, atau meningkat dibandingkan Maret 2022 sebesar 3,24 persen (yoy).

Jumlah itu berada di atas rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3 1 persen (yoy).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Musni Hardi Atmaja menuturkan, inflasi didorong oleh kenaikan harga kelompok bergejolak (volatile food).

Selain itu juga karena kelompok yang harganya yang diatur oleh pemerintah utamanya minyak goreng dan angkutan udara.

"IHK nasional juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,95 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,66 persen (mtm)," Kata Musni kepada GenPI.co Kepri, Rabu (11/5).

Musni menyebutkan faktor lain yang mempengaruhi inflasi di Kepri, bersumber dari kenaikan harga komoditas kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Terutama minyak goreng sejalan dengan kenaikan harga minyak goreng yang mengikuti perkembangan harga CPO di pasar global.

"Kenaikan harga sayur-sayuran seperti bayam dan kangkung yang disebabkan oleh faktor cuaca yang berpengaruh terhadap penurunan pasokan," sebutnya.

Musni menjelaskan secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,12 persen (mtm) dan 0,83 persen (mtm).

"Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kota Batam mengalami inflasi sebesar 4,39 persen (yoy), dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 3,39 persen (yoy)," lanjutnya.

Musni menambahkan, penyebab utama komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Batam adalah minyak goreng, angkutan udara dan bayam.

Sedangkan komoditas penyumbang inflasi di Kota Tanjung Pinang adalah minyak goreng, mobil dan bayam.

"Yang perlu dijaga pada Mei ini, terdapat beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, antara lain dampak lanjutan dari kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap kenaikan barang dan jasa lainnya, ujarnya.

Selain itu juga gangguan cuaca terhadap hasil panen komoditas hortikultura. (*)

Simak video menarik berikut:

Topik Menarik