Makna dan Simbol Ketupat yang Disantap Setiap Lebaran, Tradisi Jawa dari Sunan Kalijaga

Makna dan Simbol Ketupat yang Disantap Setiap Lebaran, Tradisi Jawa dari Sunan Kalijaga

Gaya Hidup | indozone.id | Senin, 2 Mei 2022 - 16:11
share

Masyarakat Indonesia ternyata tak lepas dari tradisi memakan hidangan ketupat, sejenis nasi yang padat setia[ Hari Raya Idul Fitri tiba. Namun banyak yang belum dari mana usul tradisi dan makna dari ketupat yang kini menjadi simbol di setiap lebaran.

Mungkin tradisi idul fitri atau lebaran di Indonesia agak berbeda dengan tradisi Iduk Fitri di negara lainnya. Namun untuk wilayah nusantara, bahkan Asia Tenggara pada umumnya lekat dengan tradisi tersebut.

Mengutip Wikipedia, tradisi menyiapkan mengkonsumsi ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa, saat lebaran diyakini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Menurutnya, ketupat mengandung beberapa simbolisme baik secara Silam maupun secara Jawa.

Makna dan simbol dari Ketupat saat Lebaran. (Wikipedia).
Makna dan simbol dari Ketupat saat Lebaran. (Wikipedia).

Ketupat yang disebut dengan \'kupat\' memiliki makna \'ngaku lepat\' atau "mengakui kesalahan" dalam bahasa Jawa. Hal ini berkaitan dengan tradisi saling memaafkan yang digaungkan saat Lebaran tiba.

Tak hanya nama, bentuk dari ketupat juga memiliki arti dan simbol tertentu. Contohnya pada anyaman lontar dan lontong sebagai isinya.

Anyaman daun lontar yang disilangkan melambangkan kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh manusia.

Sementara lontong bagian dalam yang berwarna putih melambangkan kesucian dan pembebasan dari dosa setelah menjalankan puasa Ramadhan, shalat dan ritual.

Meski tradisi ini muncul di Jawa, namun tradisi makan ketupat saat Idul Fitri juga bisa ditemui di seluruh Indonesia. Mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, juga ke negara tetangga Malaysia dan Brunei Darusallam.

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik