Perlukah Mencuci Pembalut Setelah Dipakai? Berikut Penjelasan Ahlinya

Perlukah Mencuci Pembalut Setelah Dipakai? Berikut Penjelasan Ahlinya

Gaya Hidup | journal.sociolla.com | Kamis, 21 April 2022 - 15:56
share

Kamu pasti kerap mendengar beragam mitos tentang kaitan pembalut yang tak dicuci dengan hal-hal takhayul? Well, hal itu memang kembali ke kepercayaan masing-masing. Tetapi, jika dari segi medis, sebenarnya bagaimana sih kebersihannya? Pasalnya, sampai saat ini polemik tentang pembalut yang perlu dicuci atau tidak masih kerap ditemui di masyarakat, bahkan di media sosial. Supaya sama-sama lega, yuk, simak penjelasan di bawah ini!

Perlukah mencuci pembalut setelah dipakai?

Sumber: Hindustan Times

Sebelum mengetahui jawabannya secara medis, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa konteks pembalut yang dimaksud dalam hal ini adalah pembalut sekali pakai. Nah, ternyata mencuci pembalut atau tidak setelah dipakai secara medis tidak ada pengaruhnya untuk kesehatan, lho! Beberapa hal utama yang berpengaruh terhadap kesehatan adalah durasi pemakaian pembalut, hygiene , dan kebiasaan mencuci tangan setelah mengganti pembalut.

Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog, dr. Hartatiek Nila Karmila, SpOG, dalam wawancara melalui Instagram menjelaskan bahwa pembalut sekali pakai memang tidak disarankan untuk dibersihkan, karena sudah mengandung bahan penyerap yang bisa menampung darah. Pembalut sekali pakai tersebut mengandung gel yang bisa mengentalkan darah dan membuatnya tetap berada di dalam pembalut.

apakah-kita-perlu-mencuci-pembalut

Oleh karena itu, mencuci pembalut sekali pakai justru akan membuat limbah darah berceceran. Isu kedua yang perlu jadi perhatian adalah sistem pembuangan limbah yang baik saat mencuci pembalut setelah digunakan. Darah menstruasi yang ada di pembalut tersebut bisa menjadi tempat pertumbuhan kuman dan bila tidak dibuang dengan baik justru bisa menimbulkan pencemaran karena termasuk limbah biologis berbahaya.

"Kita tahu bahwa darah yang dikeluarkan oleh tubuh bisa mengandung infeksi, misal virus hepatitis, HIV, dan bakteri lain, tentunya bila kita membuat limbah biologis ini tidak dibuang dengan baik, apalagi di tempat umum, tentunya bisa menjadi limbah biologis yang berbahaya untuk orang lain," jelas dr Hartatiek.

Hal serupa juga disampaikan oleh Alia Priyanka, perwakilan dari tim UMA Women sebagai brand pembalut organik lokal. Saat ditanya perihal polemik ini, ia menjelaskan bahwa dari sisi kesehatan sendiri, pembalut yang sudah dipakai berpotensi mengandung patogen dan/atau bakteri dari cairan tubuh (darah) yang melekat pada pembalut.

" And this is normal , cairan tubuh memang berpotensi mengandung kedua hal itu. Nah, kalau dicuci ada risiko patogen dan bakteri tersebut menyebar ke area cuci," ujar Alia.

--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------

Cara yang tepat membuang pembalut sekali pakai

apakah-kita-perlu-mencuci-pembalut

Sumber Foto

Biasanya, di toilet mall terdapat tempat khusus untuk membuang pembalut setelah dipakai. Sanitary bin ini adalah langkah yang tepat jika ingin membuang pembalut di tempat umum, karena sejatinya pembalut bekas pakai memang harus dipisahkan dengan sampah lain. Mengenai cara yang tepat dalam membuat pembalut ini, dr Hartatiek menyampaikan bahwa setelah dipakai, pembalut sebaiknya dibungkus dengan baik, lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah khusus pembalut.

Tempat sampah khusus itu nantinya hanya boleh dibuka oleh petugas dengan alat pelindung diri untuk menghindari pencemaran limbah biologis. Tapi, jika kamu sedang memakai pembalut kain yang reusable dan hendak membersihkan di toilet umum, pastikan membuang limbah darah di tempat yang tidak akan terpapar pada orang lain, ya. Seperti di lubang toilet atau di saluran pembuangan khusus yang tidak diakses orang lain.

Sumber: Instagram @umawomen

Alia Priyanka juga menyampaikan bahwa mencuci atau tidak pembalut bukanlah hal utama, namun perhatikan cara membuangnya. Pembalut yang sudah dipakai perlu dibungkus rapi (bisa menggunakan bekas bungkus pembalut atau recycled paper ) dan dibuang serapi mungkin.

"Nah, kalau sukanya cuci pembalut pun sama. Yang penting buangnya rapi dan apalagi kalau di area publik ," ungkap Alia.

Berkaitan dengan hal tersebut, UMA Women sendiri secara khusus memproduksi pembalut sekali pakai yang ramah lingkungan, lho! Pembalut tersebut terbuat dari kapas organik 100%, sehingga lebih mudah terurai daripada pembalut biasa dan tidak menyebabkan iritasi.

Sumber: Healthline

Masih bersinggungan juga, dr. Hartatiek mengingatkan bahwa hal yang tak kalah penting adalah jangan lupa membasuh sekitar organ kewanitaan yang terkena darah seperti paha, perineum , dan pantat dengan baik menggunakan sabun. Untuk organ kewanitaan yaitu bibir vagina dan vagina sendiri tak perlu dibersihkan dengan sabun, cukup dengan air yang banyak dengan arah mengusap dari depan ke belakang (dari vagina ke arah anus) dan mandi sehari 2 kali untuk menjaga kebersihan, ya!

Terakhir, baik itu pesan dari dr Hartatiek maupun Alia dari UMA Women, selalu cuci tangan dengan sabun dan mengeringkan organ kewanitaan dengan baik menggunakan kain atau tissue, ya!

Topik Menarik