Nyalakan Bom Asap di dalam Kereta, Pria ini Kemudian Tembak dan Lukai 17 Penumpang
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Tujuh belas orang terluka dalam sebuah insiden penembakan saat jam sibuk pagi hari di stasiun kereta bawah tanah New York City, Amerika Serikat (AS).
Seorang pria tak dikenal meledakkan bom asap dan melepaskan tembakan di stasiun 36th Street di Brooklyn pada pukul 08:30 waktu setempat.
Foto dan video yang beredar dari tempat insiden penembakan tersebut menunjukkan penumpang berlumuran darah yang tergeletak di lantai stasiun yang dipenuhi asap.
Pihak aparat meminta kepada publik mengenai informasi tentang pria bersenjata itu, yang melarikan diri dari tempat kejadian dan masih buron.
"Seseorang mengenakan masker gas, dia kemudian melepaskan tembakan yang menyerang banyak orang di kereta bawah tanah dan di peron," Komisaris Polisi Kota New York Keechant Sewell mengatakan, yang dikutip BBC, Selasa, atau Rabu (13/04/2022) pagi waktu Indonesia.
Fenomena Hujan Debu Hitam di Bekasi Berisiko Sebabkan Kanker jika Lambat Diatasi, Ini Penjelasannya
Penembak tersebut kemudian melarikan diri. Komisaris Sewell mengatakan pria tersebut mengenakan rompi tipe konstruksi berwarna hijau dan kaus abu-abu.
"Saat ini, kasus ini tidak sedang diselidiki sebagai tindakan terorisme," tambahnya.
Polisi telah melacak sebuah van sewaan yang mereka cari yang terkait dengan serangan itu, menurut Associated Press. Namun, tersangka penembak itu tidak ada di sana.
Sementara itu, sepuluh korban insiden penembakan itu dirawat karena luka temban, sementara yang lain dirawat karena menghirup asap serta luka-luka yang diderita selama kepanikan yang terjadi sesaat setelah tembakan terjadi.
Lima orang berada dalam kondisi kritis namun stabil. Tak satu pun dari yang terluka diyakini dalam kondisi yang mengancam jiwa, menurut polisi.
Petugas masih mendalami motif penyerangan tersebut.
Fadlun Faisal Balghoits Tak Pernah Ditemani Habib Bahar bin Smith saat Melahirkan: Gak Usah Manja!
"Pintu kereta bawah tanah saya terbuka lalu terlihat adanya bencana, ada asap dan darah dan orang-orang berteriak," seorang saksi mata, Sam Carcamo, mengatakan kepada Associated Press, yang dimonitor BBC. Dia menambahkan bahwa kepulan asap keluar dari kereta begitu pintunya dibuka.
Saksi mata lain mengatakan kepada New York Post bahwa dia "kehilangan hitungan" dari jumlah tembakan yang dilepaskan.
Saksi tersebut mengatakan dia melihat tersangka menjatuhkan "semacam silinder yang ada percikannua di bagian atas." Awalnya saksi mengira penembak tersebutal adalah pekerja kereta bawah tanah karena rompi yang dia pakai.
Sementara itu, tim pemadam kebakaran New York mengatakan kepada BBC bahwa mereka awalnya menerima lapora tentang asap di dalam stasiun.
Tetapi mereka tiba di stasiun dan menemukan beberapa orang tertembak dan terluka.
Penyelidikan awal polisi atas apa yang terjadi mungkin terhambat oleh kegagalan dalam sistem pengawasan stasiun.
"Di stasiun tersebut tampaknya ada beberapa kerusakan pada sistem kamera," kata Wali Kota New York Eric Adams.
Menanggapi serangan itu, Presiden Joe Biden mengucapkan terima kasih kepada "semua responden pertama yang bertindak, termasuk warga sipil yang tidak ragu untuk membantu sesama penumpang."
Kota-kota di AS telah mengalami peningkatan yang insiden kekerasan senjata api yang mengkhawatirkan selama dua tahun terakhir, seperti diberitakan BBC.










