Batuk Nggak Berhenti 2 Minggu? Awas Gejala TBC! Test di CITO Deh

Batuk Nggak Berhenti 2 Minggu? Awas Gejala TBC! Test di CITO Deh

Gaya Hidup | genpi.co | Rabu, 30 Maret 2022 - 11:56
share

GenPI.co - Batuk-batuk lebih dari 2 minggu yang dibarengi keringat dingin tanpa aktivitas dan penurunan berat badan harus diwaspadai sebagai awal dari TBC atau Tuberkulosis.

Hal itu diungkapkan dr. Dyah Anggraeni M.Kes, SP.Pk, CEO Laboratorium Klinik CITO, di Semarang, Kamis (30/1).

Selain gejala di atas, lanjut Dyah Anggraeni, TBC juga ditandai dengan perasaan tidak enak dan lemah. Penderita juga merasakan demam tidak terlalu tinggi dalam waktu yang lama dan kadang influenza timbul tenggelam.

TBC sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Ini adalah jenis penyakit yang penyakit yang mudah menular, melalui media cairan (droplet) dari batuk atau bersin pengidap.

Kita tidak bisa menduga-duga. Kita perlu memastikan dengan data, apakah itu gejala TBC atau bukan? Maka test laboratorium adalah langkah paling tepat, dan bijak agar tidak terlambat, saran Dyah Anggraeni.

Laboratorium Klinik CITO adalah pilihan paling baik bagi masyarakat untuk melakukan test gejala TBC.

Lab CITO memiliki pemeriksaan TBC yang lengkap, dari foto thorax sebagai pemeriksaan awal, lalu pemeriksaan darah otomatis, dan Tes IGRA untuk mendeteksi TBC pada paru-paru dan organ lainnya seperti tulang belakang dan kelenjar limfa, jelas Dyah Anggraeni.

Lebih lanjut Dyah menjelaskan, tahun 2020, organisasi dunia WHO mencatat 30 negara yang menyumbang 86% kasus TBC baru. Ada 8 negara berkontribusi pada dua per tiga dari total kasus.

Celakanya, Indonesia masuk tiga besar, setelah India dan China. Baru disusul, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan.

Berdasarkan catatan data Kemenkes 2021 ada 393.323 yang ternotifikasi TB. Sebanyak 33.366 kasus menimpa bayi, dan 8.003 kasus tuberkulosis HIV.

Itulah, alasan kuat mengapa kita wajib waspada dengan gejala yang mengarah pada TBC, jelas Dyah Anggraeni.

Angka itu menunjukkan, bahwa TBC di Indonesia cukup besar bahkan termasuk dalam penambah kasus mayoritas secara global.

Pada 24 Maret lalu, diperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, dan tahun 2022 ini mengangkat tema Invest to End TB. Save Lives, ujar lulusan Kedokteran UGM Yogyakarta ini.

Dunia sangat concern dengan TBC. Pesan utama dari Kampanye WHO ini adalah bagaimana dunia cepat mengakhiri TBC. Apalagi dalam suasana Covid-19, tema ini menjadi sangat relevan. Investasi untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam Kesehatan itu penting, kata Dyah Anggraeni.

WHO, menurut Dyah, juga berusaha terus memberi akses yang adil dalam pencegahan dan perawatan sesuai upayanya untuk mencapai Cakupan Kesehatan Universal.

Lalu apa yang harus dilakukan? Seperti halnya Covid-19, pemahaman masyarakat terhadap TBC, bahaya dan penularannya juga harus disosialisasikan dengan baik.

Paling tidak dengan melakukan tindakan preventif dan pencegahan. Termasuk bagaimana pengobatannya dan pemeriksaan tuberculosis baik yang bergejala TBC maupun yang mendekati, beber Dyah.

Gejala lain yang merujuk pada TBC adalah sesak nafas. Suara nafas melemah dan disertai sesak. Ini terjadi karena sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar.

Dyah kemudian membeber berbagai fasilitas unggulan Lab CITO yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

CITO juga bisa melayani pemeriksaan atau tes MDR TB untuk pasien yang resisten (kebal) terhadap obat yang paling poten (kuat) seperti Rifampisin.

Pemeriksaan radiologis di CITO juga sudah menjalankan metode CR (Computed Radiography).

Sistem tersebut mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi, dengan menggunakan photostimulable untuk mengakuisisi data dan menampilkan parameter dari gambaran yang dapat diolah menjadi lebih jelas oleh komputer.

Ini merupakan teknologi digital berbasis sistem informasi dan prosessing. Radiograph yang dihasilkan CR akan terformat dalam bentuk digital sehingga dapat dimaksimalkan dengan pemberian penanda dan keterangan pada obyek spesifik yang ditemukan untuk memperjelas interpretasi hasil.(*)

Tonton Video viral berikut:

Topik Menarik