Lawan Stereotip Terhadap Perempuan, Google Kampanyekan #YukBukaSuara Bersama Voice of Baceprot

Lawan Stereotip Terhadap Perempuan, Google Kampanyekan #YukBukaSuara Bersama Voice of Baceprot

Gaya Hidup | journal.sociolla.com | Selasa, 8 Maret 2022 - 14:45
share

Tahukah kamu, fakta menyedihkan tentang kesetaraan gender di Indonesia? Menurut World Economic Forums Global Gender Gap Report 2021, Indonesia berada di peringkat 101 dalam indeks kesetaraan gender. Sebanyak 30% tenaga kerja perempuan bekerja di belakang laki-laki dan hampir 83% pekerjaan perempuan ada di sektor informal. Bahkan, meskipun lebih unggul dalam pendidikannya, pekerja perempuan lebih jarang dipromosikan dan terdapat kesenjangan gaji.

Oleh karena itu, dalam International Women\'s Day kali ini, Google membuat gerakan #YukBukaSuara dan mengajak rock trio, Voice of Baceprot (VoB), untuk membagikan kisahnya melawan stereotip terhadap perempuan di Indonesia. Yuk, simak!

#YukBukaSuara dengan bantuan Google

Sumber: Goole

Jika kamu mencari informasi di Google mengenai isu kesetaraan gender, sudah banyak laporan atau penelitian yang memperlihatkan fakta bahwa isu ini perlu lebih diperhatikan. Salah satunya, laporan dari Google bertajuk Towards Gender Equity Online yang dilakukan di Indonesia dan enam negara berkembang lainnya, menemukan banyak hambatan tumpang tindih yang mencegah perempuan untuk sepenuhnya menikmati manfaat yang diciptakan internet.

Dalam laporan tersebut, ditemukan banyak perempuan kesulitan menemukan konten yang relevan di internet, seperti sedikitnya figur perempuan inspiratif yang sesuai norma dan budaya lokal. Jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang penting masih sulit ditemukan karena dianggap sensitif, contohnya pertanyaan mengenai cara menjadi ibu yang baik hingga seputar kesehatan reproduksi.

Mungkin banyak orang masih bertanya-tanya, apa sih manfaatnya menegakkan kesetaraan gender. Well, pilar kelima dalam Sustainable Development Goals menjelaskan bahwa ketidaksetaraan gender mengganggu kemampuan Indonesia untuk berkembang, upaya pemberantasan kemiskinan, dan pemerintahan yang efektif.

Berangkat dari hal tersebut, Google berkomitmen untuk selalu mendukung wanita Indonesia yang ingin meningkatkan dirinya sendiri, salah satunya seperti adanya komunitas Women@ID pada tim internal dan telah menjalankan kelas digital Women Will selama 5 tahun bagi para perempuan .

Nah, pada International Womens Day ini, Google ingin mengingatkan dan memberdayakan perempuan Indonesia untuk menunjukkan diri dengan mencari identitas dan suara mereka melalui inisiatif yang disebut #YukBukaSuara. Bentuknya seperti apa? Kamu bisa bebas mengajukan pertanyaan ke Google untuk mendapat pengetahuan yang penting bagi perempuan atau pakai Google Assistant untuk menyajikan kisah inspiratif perempuan.

#YukBukaSuara adalah sebuah inisiatif untuk menginspirasi lebih banyak perempuan Indonesia, terutama perempuan muda, untuk memahami perbedaan antara stereotip dengan fakta, persepsi dengan kenyataan, suara masyarakat yang mengelilingi dengan pendapat dan suara yang ada di dalam diri sendiri. Melawan apa yang mungkin mematahkan hambatan, menjadi yang pertama, ujar Fida Heyder, Head of Consumer Apps Marketing, Google Indonesia.

Voice of Baceprot sebagai bentuk keberanian melawan stereotip

Sejak dulu dan masih kerap terdengar hingga kini, keputusan perempuan yang berbeda dengan norma yang dibangun masyarakat selalui dikaitkan dengan stereotip negatif. Perempuan yang lebih memilih karier langsung dianggap tak peduli dengan keluarga, perempuan pulang malam atau yang bertato dianggap "nakal", dan masih banyak lagi.

Hal itu sangat dirasakan oleh salah satu rock trio asal tanah air, Voice of Baceprot. Sebagai perempuan berhijab, mereka kerap mendapat stereotip negatif ketika menentukan keputusan untuk bermusik, terlebih dengan genre rock yang dianggap negatif dan terlalu keras.

Makin menyedihkan lagi, beragam stereotip tersebut datang dari segala arah, mulai dari keluarga hingga lingkungan masyarakat luas. Meski begitu, VoB memilih untuk menutup telinga dan fokus akan cita-cita mereka. Seperti kita tahu, kini nama VoB sudah makin bersinar, bahkan beberapa waktu lalu sepat tur ke Eropa.

Terlepas dari laki-laki atau perempuan, memakai hijab atau nggak, kami ingin dikenal sebagai musisi yang memiliki karya-karya berkualitas. Kami merasa bahwa melalui genre rock/metal yang kami sukai, kami dapat menyuarakan ide-ide di kepala kami, tentang stereotip, prasangka dan semua pandangan masyarakat yang sering kami dengar, ujar vokalis Voice of Baceprot, Marsya.

So, kita pun sebagai perempuan juga harus ikut andil dalam melawan stereotip terhadap perempuan yang membatasi ruang gerak kita. Sesuai dengan teman International Women\'s Day 2022 yaitu #BreakTheBias, yuk, kita perjuangkan kesetaraan gender serta berani melawan stereotip dan diskriminasi!

Topik Menarik