Kisah Miris Penambang Belerang, Menantang Maut Demi Seribu Rupiah!
Para penambang belerang di Kawah Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timurpenuh dengan kesedihan. Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus bertaruh nyawa menambang belerang dari ketinggian 2.443 di atas permukaan laut.
Belerang yang didapat dari hasil kondensasi atau penyulingan uap yang keluar dari kawah gunung tersebut. Untuk mendapatkan belerang para penambang harus mencongkel dengan linggis sedikit demi sedikit dan dikumpulkan.
Setelah terkumpul lalu dibawa turun ke pos penimbangan yang dinamakan Pos Bunder. Perjalanan mendaki dilakukan pada malam hari, setelah mendapatkan belerang para penambang membawa turun pada pagi hari.
Mau Pandai Berbahasa Inggris, EF English First Kini Hadir di Galaxy Mall, Temukan Kemudahannya
Terkadang pengambilan belerang dilakukan 2 kali dalam sehari dengan berat antara 60 kg sampai 80 kg sekali pikul. Mirisnya, harga belerang yang mereka kumpulkan hanya Rp900 hingga Rp1.000 per kilo. Tak sebanding dengan jerih payah yang mereka lakukan.
Seperti ironi, di balik keindahan Gunung Ijen ada para pria perkasa yang tetap bertahan menjalani kehidupan dengan mengangkat beban berat. Di jalanan setapak yang menanjak terjal kadang menurun curam setiap hari dilakoni mereka demi menghidupi keluarga.
Meski beresiko tinggi baik dari sisi kesehatan dan keselamatan mereka tetap tulus iklas tanpa mengeluh melakoni pekerjaannya. Untuk mencapai Kawah Gunung Ijen dapat dicapai dari Kota Banyuwangi dengan motor maupun mobil melalui Desa Licin dan berakhir di pos pendakian Pal Tuding yang dikelola oleh Perhutani.
Tingkatkan Daya Saing Pariwisata, Sandiaga Uno Dorong Percepat Standarisasi dan Sertifikasi Usaha
Namun untuk mendaki menuju kawah, loket dibuka setelah pukul 24.00 WIB. Sehingga para pendaki dapat menikmati indahnya api biru dan matahari terbit di ujung Timur Pulau Jawa.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik!Lets join IDZ Creators dengan klikdi sini