Peneliti: Stres Bisa Diredakan dengan Sentuhan Fisik
Kontak fisik yang positif dan tidak dipaksakan seperti pelukan disebut terbukti bisa membantu mengatasi atau mengurangi stres. Dikutip dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2ptm) Kemenkes, orang bisa mendeteksi emosi tertentu seperti cinta dan kemarahan lewat sentuhan fisik.
Sentuhan yang positif dipercaya bisa meningkatkan kondisi kesehatan fisik dan mental, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan risiko penyakit jantung dan menekan kadar hormon stres.
Meski demikian, seseorang tidak boleh asal peluk. Sentuhan bisa dilakukan jika keduanya sama-sama setuju. Disarankan agar bertanya dulu pada calon lawan berpelukan kita dan lihat responnya.
Selain mempengaruhi oxytocin, pelukan juga meningkatkan kadar dopamin, hormon yang membuat manusia merasa senang. Berdasarkan hasil penelitian American Psychosomatic Society, pelukan selama 10 menit dengan pasangan bisa menghilangkan stres dan berbagai efek fisik yang disebabkannya.
Pelukan yang positif bisa membantu turunkan detak jantung, mengurangi hormon stres dan menurunkan tekanan darah. Pasangan bahkan disebut bisa menyelaraskan detak jantung dan gelombang otak hanya dengan bersentuhan.
Pelukan juga bisa membantu menghilangkan kegalauan setelah konflik. Sebuah studi mengungkapkan bahwa seseorang bisa menjadi lebih tenang setelah menerima pelukan saat terjadi konflik. Pelukan diyakini bisa menaikkan daya tahan tubuh.
Selain itu, berpelukan juga bisa memberikan dukungan sosial dan menerima yang sama dari lawan berpelukan kita.
"Dipeluk oleh orang yang kita percayai, bermanfaat untuk mendapatkan dukungan yang berarti kita lebih sanggup mengurangi efek dari stres," kata peneliti tentang pelukan pada tahun 2003, Sheldon Cohen.
Psikolog Karen Grewen dari School of Medicine di University of North Carolina-Chapel Hill mengatakan, memulai rutinitas harian juga dapat melindungi diri dari efek stres yang mungkin terjadi sepanjang hari.
