Perjuangan Ibu Penjual Gorengan Berkostum Nyi Roro Kidul di Madiun, Sambil Menghibur Warga
Budayawan Prie GS pernah bilang, "hidup ini keras, maka gebuklah".
Apa yang disampaikan almarhum Prie GS agaknya diamini oleh banyak orang, setidaknya di Indonesia, bahwa hidup ini memang keras. Salah satu hal yang dimaksud dengan "keras" adalah susahnya mencari nafkah untuk menyambung hidup.
Mereka yang terlahir dari keluarga kaya atau memiliki jalan hidup yang beruntung mungkin tidak pernah merasakannya. Namun, jumlah mereka dapat dibilang tak banyak. Sisanya, lebih banyak orang yang merasakan kesusahan dalam hidup.
Namun, kerasnya hidup tak berarti bahwa kita harus menyerah. Sebaliknya, seperti kata Prie GS, kita harus menggebuknya.
Seperti yang dilakukan oleh Bu Ugik, seorang perempuan penjual gorengan berusia 40-an di wilayah Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Sulitnya mencari uang serta banyaknya penjual gorengan tak membuat ia menyerah. Ia tetap kreatif untuk mencuri perhatian pembeli.
Sehari-hari, Ibu Ugik menjajakan gorengannya dengan bersepeda keliling kampung. Sepeda onthel tuanya yang tak memiliki rem, sama sekali tak menyurutkan semangatnya. Ia tetap menebar keceriaan kepada warga kampung sambil menjajakan gorengannya.
Ibu Ugik selalu membawa mikrofon dan pengeras suara, memanggil para calon pembelinya dengan alat itu. Musik tak henti-henti bergema dari celah sepedanya.
Tak hanya itu, ia juga selalu memakai kostum nyeleneh saat berjualan. Salah satunya, ia sering tampil dengan pakaian ala Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul.
"Gorengan, gorengan...tahu isi, tahu isi. Gorengan, gorengane, Lek," teriaknya dengan pengeras suara, dalam sebuah video yang viral, sebagaimana disimak Indozone pada Senin (14/2/2022).
Saat berhenti, ia biasanya akan menari dan menyanyi, sambil menunggu ada warga yang mau membeli gorengannya. Tidak tampak sedikitpun raut kesedihan di wajahnya.
"Kuwi sing dandani siopo? (Itu yang mendandani siapa?)" tanya salah seorang warga.
"Dandan dewe lho (dandan sendiri lho)," jawab Ibu Ugik.
Tak cuma memakai kostum Nyi Roro Kidul, pada hari-hari yang lain, Ibu Ugik juga pernah tampil dengan kostum penari India dan penati jathilan.
Dalam kesehariannya, Ibu Ugik tak pernah menyesali jalan hidupnya. Justru, ia mampu menebar keceriaan kepada warga kampung.
"Hidup itu harus disyukuri," katanya.
