Cerita Michella Ham tentang Perjalanan Brand Lokal Skin Game hingga Tren Skin Care 2022

Cerita Michella Ham tentang Perjalanan Brand Lokal Skin Game hingga Tren Skin Care 2022

Gaya Hidup | journal.sociolla.com | Jum'at, 28 Januari 2022 - 14:20
share

Beauty brand lokal Skin Game belakangan acapkali menarik perhatian pengikutnya di Instagram dengan konten kreatif yang diunggah. Berawal dari situ, Beauty Journal kemudian menyadari bahwa perkembangan Skin Game sejak awal muncul di industri kecantikan hingga kini tergolong cepat. Tentu hal itu berkat produk-produk berkualitas yang diluncurkan serta konten-konten kreatif yang berhasil menyita perhatian beauty enthusiast.

Beauty Journal pun mendapat kesempatan wawancara dengan Michella Ham selaku founder Skin Game. Dalam wawancara tersebut, Michella membagikan kisah di balik perkembangan pesat beauty brand besutannya hingga tren skin care 2022. Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Debut dengan Acne Warrior, Skin Game berkembang dengan Pesat

Berbicara tentang awal mula Skin Game dibuat, tentu membutuhkan proses yang tak instan. Setelah lulus kuliah dari Universitas Prasetiya Mulya jurusan Marketing pada 2019, Michella tak langsung begitu saja memiliki keputusan untuk berbisnis, khususnya di bidang kecantikan.

Ia mencoba beberapa pengalaman lebih dulu sampai akhirnya pada tahun yang sama, Michella terjun ke dunia bisnis di bidang kecantikan. Dengan modal awal yang terbatas , Michella mengaku tak langsung meluncurkan produknya sendiri, melainkan menjadi reseller atau distributor skin care. Dari penghasilan yang kian lama terkumpul, akhirnya Michella pun mulai melakukan produksi di pabrik.

Salah satu produk pertama Skin Game yang langsung mendapat respon positif dari beauty enthusiast adalah Skin Game Acne Warrior . Saat itu di Indonesia sendiri belum ada produk krim jerawat lokal yang tak perih dan tak membuat kulit jadi kering.

Dengan modal yang terbatas, Michella mengaku bahwa saat itu dalam sebulan Skin Game hanya mampu memproduksi produk Acne Warrior sebanyak 1000 buah dalam sebulan. Tak butuh waktu lama, produk tersebut bahkan bisa langsung habis dalam waktu seminggu saja.

Setelah berhasil memproduksi lebih banyak produk Acne Warrior dan Pore Amor, Skin Game melebarkan sayapnya dengan meluncurkan berbagai varian produk lain. Sejak 2020 hingga 2021 lalu, terhitung ada 15 total produk yang sudah diluncurkan, mulai dari Theory of Everything, Acne Combat Serum, Kind Facial Wash, dan lain sebagainya.

Bahkan di tahun 2022 ini, Skin Game akan kembali meluncurkan produk-produk baru, salah satunya Cucumist (Cucumber Face Mist) dengan konsep yang tak kalah menarik. FYI, dalam meluncurkan produk baru, biasanya Skin Game sendiri membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan untuk proses formulasi hingga trial.

Tak hanya dari segi produksi, perkembangan pesat ini juga dirasakan dari sisi internal. Michella mengawali Skin Game seorang diri, mulai dari menangani operasional, media sosial, kemasan, dan lain-lain. Kini, Skin Game sudah memiliki total 10 karyawan yang terbagi menjadi beberapa divisi.

Keunikan pilihan kemasan hingga konten Skin Game

Jika mendengar nama brand kecantikan Skin Game, mungkin kamu langsung bisa membayangkan kemasannya yang unik dan aesthetic. Yup, sebagian besar produk Skin Game dikemas dengan kemasan aluminium berwarna silver dengan desain yang super simple.

Tentu bukan tanpa alasan, Michella menjelaskan bahwa desainnya sendiri memang dibuat agar lebih unisex dan bahan aluminium dipilih untuk membantu mengurangi penggunaan plastik saat proses pengiriman. Dengan begitu, Skin Game pun tak perlu lagi menggunakan bubble wrap karena kemasan aluminium ini cukup kokoh dan aman (tak mudah rusak atau bocor).

Kemarin aku udah sempat menghitung ya, ternyata dengan tidak menggunakan bubble wrap di setiap pengiriman aja itu udah berhasil save berapa ribu centimeter square of bubble wrap . Walaupun emang kaya kedengerannya sederhana banget, ya. Cuma mengurangi bubble wrap , tapi kalo kita lihat dalam skema satu tahun kita udah berhasil untuk save banyak banget bubble wrap, ujar Michella.

Selain dari segi kemasan, Skin Game belakangan juga berhasil menarik perhatian dengan konten-konten kreatifnya di Instagram. Mulai dari melakukan endorsement dengan tukang siomay hingga membacakan dan menanggapi ulasan negatif dari para pembeli.

Salah satu hal yang melatarbelakangi adanya konten-konten tersebut sebenarnya cukup sederhana, yaitu Skin Game ingin mencoba memasyarakatkan skin care. Michella sendiri menegaskan bahwa skin care sendiri bukan sesuatu yang eksklusif, melainkan jadi hak semua orang dan semua kalangan. Tak terbatas oleh gender tertentu, profesi tertentu, semua orang bebas untuk bisa merawat kulit.

--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------

Tren skin care 2022 dari sudut pandang Skin Game

Dari waktu ke waktu, tren di dunia kecantikan terus berkembang dengan pesat. Tahun ini bahkan sudah ada beberapa prediksi mengenai tren skin care yang akan populer, salah satunya konsep hybrid antara makeup dengan skin care. Well, Michella pun sudah menyadari tren tersebut. Skin Game sendiri juga sudah memiliki produk dengan konsep hybrid, yaitu untuk produk Happy Hue Liquid Blush dan Dew Me Right Lip Oil.

Melihat tren tersebut, Michella tentu memiliki rencana tersendiri dan sedang dipertimbangkan untuk merilis produk dengan konsep hybrid lagi. Meski begitu, mengingat Skin Game sudah cukup dikenal dengan brand khusus skin care, maka untuk merilis produk makeup tentunya membutuhkan proses yang tak mudah.

Selain tren produk kecantikan dengan konsep hybrid, ada juga beberapa gerakan yang cukup ramai diadopsi oleh banyak beauty brand, yaitu gerakan sustainability beauty. Melihat dari segi kemasan, Skin Game sendiri sebagian besar sudah tak menggunakan plastik. Michella menjelaskan bahwa faktanya masih banyak brand yang overclaim mengenai sustainability tanpa memberikan sustainability yang sebenarnya.

Ia mengaku bahwa klaim sustainable ini merupakan tanggung jawab yang besar, sehingga Skin Game sendiri juga tak ingin gegabah. Pasalnya, untuk mencerminkan sustainability beauty dari segi kemasan saja tak cukup. Banyak hal harus lebih dipertimbangkan, mulai dari komposisi hingga cara mendapatkan sumber komposisi itu sendiri.

Terlebih, banyak brand juga masih menyerahkan proses produksi dengan pabrik yang sudah ada, sehingga mereka pun tidak benar-benar terjun langsung secara mendalam. Oleh karena itu, Skin Game tetap memberi alternatif terbaik sebisa mungkin, salah satunya dengan adanya program recycle dari segi kemasan.

Nah, Michella sendiri memilih Theory of Everything Essence sebagai salah satu skin care wajib karena bisa membuat kulit lebih sehat, terhidrasi, kenyal, dan glowing sesuai keinginannya. Sedangkan untuk kamu yang baru mau mencoba brand ini, Michella merekomendasikan produk Kind Series karena bersifat gentle dengan bahan aktif yang tak berlebihan dan sesuai dengan kebutuhan kulit. Kalau produk Skin Game favoritmu apa, nih?

 

Sumber foto: Instagram @skingameofficial

Topik Menarik