Mulai 25 Januari, Matahari Akan Terlambat Terbenam di Jawa, Bali dan NTT, Ini Penyebabnya!

Mulai 25 Januari, Matahari Akan Terlambat Terbenam di Jawa, Bali dan NTT, Ini Penyebabnya!

Gaya Hidup | indozone.id | Senin, 24 Januari 2022 - 12:05
share

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengumumkan bahwa mulai 25 Januari hingga 1 Februari 2022 mendatang, Matahari akan terbenam lebih lambat di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Dilansir laman resmi LAPAN, Andi Pangerang dari Pusat Riset Antariksa BRIN mengatakan fenomena Matahari terbenam lebih lambat di beberapa wilayah di Indonesia bisa ditinjau dari aspek astronomis.

Dia menjelaskan Bumi berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika. Secara bersamaan, Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang sama.

Nah, kemiringan sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari itu berdampak pada variasi waktu terbit dan terbenamnya Matahari selama satu tahun, bisa lebih cepat atau lebih lambat.

Jika sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka akan Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi.

Ini biasanya terjadi pada solstis Juni, di mana Matahari akan berada di posisi paling Utara saat tengah hari. Biasanya terjadi pada setiap tanggal 20 atau 21 Juni. Ini mengapa musim panas di belahan Bumi bagian utara terjadi pada pertengahan tahun, biasanya di alami oleh negara-negara di Eropa, Asia Timur dan Amerika Utara.

Kondisi serupa juga terjadi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi pada solstis Desember. Pada setiap tanggal 21 atau 22 Desember setiap tahunnya, Matahari akan berada di paling selatan Bumi.

Fenomena itu yang menyebabkan musim panas di belahan Bumi bagian selatan terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun. Musim panas pada Desember dialami negara-negara di Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru.

Fenomena yang biasa terjadi setiap tahun

Andi Pangerang mengatakan waktu yang biasa digunakan sehari-hari adalah waktu sipil atau waktu terzona yaitu waktu yang ditentukan berdasarkan bujur tolak zona waktu. Misalnya, WIB akan lebih cepat tujuh jam terhadap Universal Time.

Sementara, penjelasan mengenai Matahari yang terbit lebih cepat maupun lanbat ketika solstis hanya akan terjadi ketika penunjuk waktu yang digunakan berdasarkan bayangan matahari. Jenis waktu tersebut yang kemudian disebut waktu Matahari Sejati atau Waktu Sejati atau Waktu Istiwak.

Matahari akan terbit atau terbenam lebih lambat di belahan selatan Bumi jika pengamatan dilakukan dengan menggunakan Waktu Sejati. Itu mengapa Matahari akan terbenam lebih lambat bagi belahan Bumi selatan, khususnya selatan Indonesia seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Fenomena tersebut terjadi setiap tahun dengan waktu terbenam Matahari dan tanggal yang kurang lebih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Waktu terbenam Matahari di sejumlah kota besar di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara

26 Januari 2022

Kupang 18.15 WITA
Rote Ndao 18.18 WITA
Sabu Raijua 18.22 WITA

27 Januari 2022

Kefamenanu 18.11 WITA
Waingapu 18.28 WITA

28 Januari 2022

Atambua 18.08 WITA
Ende 18.21 WITA
Labuanbajo 18.28 WITA
Dompu 18.33 WITA
Sumbawabesar 18.37 WITA
Mataram 18.43 WITA
Denpasar 18.46 WITA
Kalabahi 18.09 WITA

29 Januari 2022

Larantuka 18.15 WITA
Buleleng 18.46 WITA
Banyuwangi 17.49 WIB
Malang 17.56 WIB
Pacitan 18.02 WIB
Yogyakarta 18.05 WIB
Cilacap 18.10 WIB
Pangandaran 18.11 WIB

30 Januari 2022

Sumenep 17.50 WIB
Pamekasan 17.51 WIB
Surabaya 17.54 WIB
Madiun 18.00 WIB
Surakarta 18.03 WIB
Semarang 18.03 WIB
Purwokerto 18.09 WIB
Garut 18.14 WIB
Pelabuhanratu 18.19 WIB

31 Januari

Kep Kangean 17.44 WIB
Jepara 18.02 WIB
Pekalongan 18.06 WIB
Cirebon 18.11 WIB
Bandung 18.15 WIB
Bekasi 18.16 WIB
Depok 18.17 WIB
Tangerang 18.17 WIB
Bogor 18.18 WIB
Rangkasbitung 18.19 WIB
Pandeglang 18.20 WIB

1 Februari

Karimunjawa 18.02 WIB
Jakarta 18.17 WIB
Tangerang 18.18 WIB
Serang 18.19 WIB
Merak 18.20 WIB


Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik