Jangan Khawatir Moms, Lakukan Hal Ini Agar Merasa Tenang saat Anak PTM

Jangan Khawatir Moms, Lakukan Hal Ini Agar Merasa Tenang saat Anak PTM

Gaya Hidup | indozone.id | Jum'at, 21 Januari 2022 - 12:49
share

Orang tua tentu sangat khawatir melepas anaknya pergi ke sekolah di masa pandemi seperti ini. Namun kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mulai kembali diberlakukan.

Nah agar tidak terlalu cemas, sebaiknya ada hal-hal yang harus orang tua perhatikan. Hal-hal ini berkaitan dengan kondisi psikologi dan pola pikir.

Di mana menurut Psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, M.Psi., Psi, orang tua harus terlebih dahulu mengetahui tipe dirinya.

Pertama, kenali diri kita dulu kebutuhannya seperti apa. Apakah kita termasuk orang yang tipe pemikir atau tipe perasa, katanya, seperti yang dikutip Indozone dari Antara, Jumat (21/1/2022).

Nah jika orang tua memiliki kecenderungan sebagai tipe pemikir, maka sebaiknya menuliskan daftar hal apa saja yang dikhawatirkan serta memikirkan kembali seberapa penting dan dalamnya hal tersebut.

Setelah itu, beri peringkat atau rating dari angka 1 hingga 10 untuk menilai tingkat kekhawatiran yang muncul.

Yang paling dikhawatirkan, contohnya, takut anak ini tidak bisa menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan baik di sekolah, maskernya suka dilepas. Misalnya, kekhawatiran itu nomor satu dibandingkan dengan yang lainnya. Lalu beri rating. Jadi kita akan tahu solusinya nanti apa, sambung Samanta.

Lebih lanjut, apabila orang tua memiliki kecenderungan sebagai tipe perasa, metode yang digunakan masih serupa yakni dengan pemberian penilaian dari angka 1 hingga 10. Namun pada tipe ini, barometer tingkat kekhawatiran yang digunakan didasarkan pada perasaan.

Setelah mengetahui kekhawatiran itu, kita tarik nafas, inhale lalu exhale. Selanjutnya kita bisa merasakan bahwa tingkat kekhawatiran, kepanikan, atau kecemasan kita bisa berkurang dengan menyadari bahwa ternyata kita tidak merasakan itu sendirian, ibu yang lain juga pasti merasakan, ucapnya.

Selain membuat daftar tingkat kekhawatiran, ia juga merekomendasikan teknik lain untuk mengurangi kekhawatiran orang tua.

Di mana mereka dapat melakukan teknik dengan menyusun dan menuliskan satu kalimat afirmasi yang mengandung dua hal kebenaran (two things are true) sekaligus mencakup elemen frasa yang tampak berlawanan.

Jadi ada dua hal yang benar, tapi satu negatif dan satu lagi positif, lalu kita kombinasikan. Contoh kalimatnya: Virus Omicron berbahaya dan saya mampu, kok, melalui ini, ujarnya.

Menurutnya, teknik tersebut membantu diri individu agar tetap berada dalam level optimis yang realistis. Tetapi teknik ini harus dilakukan dengan cara dituliskan agar orang tua dapat lebih meresapi realita itu ke dalam pikiran serta bermanfaat untuk melatih ketenangan dan penghayatan.

Kalimat seperti, Ada virus Omicron yang katanya berbahaya dan saya mampu melaluinya. Itu lebih optimis rasanya juga lebih realistis. Kita yang menulis dan membaca ulang itu jadi merasakan dan mengevaluasi kembali, Oh iya, ya, kenapa saya bisa melalui ini, katanya.

Nah saat orang tua merasa sudah lebih siap melepas anak untuk menjalankan PTM di sekolah, maka persiapan-persiapan lain bisa dilakukan secara bertahap

Misalnya orang tua bisa mulai dari membiasakan diri sendiri agar bangun tidur lebih awal, menyiapkan masker dan hand sanitizer untuk anak, hingga menyiapkan suplemen tambahan untuk anak jika dibutuhkan.

Selain itu, memastikan kesiapan fisik sendiri juga perlu dilakukan orang tua. Sebab mereka adalah sumber kekuatan utama yang melindungi anak.

Kita kadang tidak sadar, dua tahun kita di rumah saja begitu keluar ke jalanan, apalagi di kota besar yang macet seperti Jakarta, kita jadi lebih terasa capeknya. Rasanya seperti berhari-hari pergi, padahal cuma beberapa jam saja. Jadi menjaga fisik orang tua juga penting pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:


Topik Menarik