Nah Lho, Bagian Tubuh Ini Bisa Memprediksi Kita Akan Meninggal karena Serangan Jantung Atau Tidak!
Beauty, tahu gak, ternyata ukuran lengan kita ternyata bisa digunakan untuk memprediksi apakah kita akan bertahan atau tidak dari penyakit jantung lho !
Memangnya, apa hubungan ukuran lengan dengan jantung? Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menemukan bahwa semakin besar otot lengan, semakin kecil kemungkinan kita meninggal karena penyakit jantung .
Para peneliti mempelajari 600 orang dewasa yang lebih tua dengan penyakit kardiovaskular. Mereka mengukur lingkar lengan atas dan betis peserta karena area ini menentukan massa otot. Para peneliti juga mempelajari fungsi otot partisipan melalui kecepatan berjalan dan kekuatan genggaman.
Selama periode tindak lanjut yang rata-rata sekitar satu setengah tahun, para peneliti menemukan bahwa 72 orang dewasa - berusia setidaknya 65 tahun - meninggal. Namun, peserta yang lengannya memiliki lingkar lebih tinggi menunjukkan hasil yang lebih positif. Data menunjukkan bahwa kedua pengukuran dikaitkan dengan kemungkinan kematian akibat penyakit jantung.
Tetapi para peneliti menemukan bahwa hanya lingkar lengan yang menunjukkan kemampuan prognostik independen yang signifikan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa orang dengan otot lengan yang lebih besar, dibandingkan dengan otot betis, lebih mungkin bertahan dari serangan jantung. Lebih lanjut, peneliti juga menyimpulkan bahwa pengukuran sederhana pada lengan dapat menentukan faktor risiko penyakit jantung pada pasien yang lebih tua.
Oleh karena itu, otot lengan adalah penanda tubuh yang sehat dan bugar, yang menjelaskan mengapa mereka yang memiliki lengan lebih besar dan berotot lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat serangan jantung. Jadi, tidak heran jika olahraga bersama dengan nutrisi yang lebih baik dapat membantu mengatasi kerusakan otot.
Bergeraklah!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 17,5 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit kardiovaskular, yang menyumbang 31 persen dari semua kematian di seluruh dunia. Dan 80 persen dari semua kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Terlibat dalam aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari akan membantu mencegah serangan jantung dan stroke , saran WHO.
American Heart Association (AHA) juga merekomendasikan latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu. Penguatan otot membuat Anda lebih mudah melakukan aktivitas sehari-hari dan membantu melindungi tubuh dari cedera. Otot yang lebih kuat juga menyebabkan peningkatan laju metabolisme. Itu berarti kamu akan membakar lebih banyak kalori bahkan ketika tubuh sedang istirahat.
Aktivitas fisik yang teratur bahkan dapat membantu mereka yang pernah mengalami serangan jantung . Meskipun beberapa orang takut untuk berolahraga setelah kejadian yang menghancurkan seperti itu, aktivitas fisik secara teratur sebenarnya dapat membantu mengurangi kemungkinan kamu mengalami serangan jantung lagi, kata AHA.
Faktanya, pada tahun 2014, AHA menerbitkan pernyataan yang menyarankan bahwa dokter harus meresepkan olahraga untuk pasien stroke. Menurut AHA, ada bukti kuat bahwa berolahraga setelah stroke dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular, kemampuan berjalan, dan kekuatan lengan atas.
Tanda-tanda mengalami serangan jantung
Tidak semua orang yang mengalami serangan jantung memiliki gejala yang sama atau bahkan tingkat keparahan gejalanya, kata Mayo Clinic. Beberapa orang mungkin mengalami nyeri ringan, sementara yang lain mengalami nyeri yang lebih parah.
Selain itu, beberapa orang tidak memiliki gejala dan tanda pertama mungkin serangan jantung mendadak. Namun, semakin banyak tanda dan gejala yang Anda alami, semakin besar kemungkinan kamu mengalami serangan jantung.
Dikutip dari The Alternative Daily, Senin (17/1/2022), berikut beberapa tanda dan gejala serangan jantung yang umum, meliputi:
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
