Bak Kisah Nabi Musa, Begini Asyiknya "Membelah" Lautan Menuju Pulau Bungin Sumbawa

Bak Kisah Nabi Musa, Begini Asyiknya "Membelah" Lautan Menuju Pulau Bungin Sumbawa

Gaya Hidup | okezone | Senin, 10 Januari 2022 - 00:03
share

PERNAHKAH Anda mendengar kisah Nabi Musa AS, dengan mukjizatnya membelah laut untuk menyelamatkan umatnya?. Kira-kira seperti itulah kondisi jalan menuju Pulau Bungin di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bungin bermakna pasir putih yang muncul di tengah lautan. Nama yang cocok untuk sebuah pulau yang muncul di tengah lautan.

Untuk sampai ke Pulau Bungin, membutuhkan waktu sekitar enam jam dari Kota Mataram, termasuk perjalanan menyeberang dari Pelabuhan Kayangan, Pulau Lombok, menuju Pelabuhan Poto Tano, Pulau Sumbawa.

"Setelah sampai ke Pelabuhan Poto Tano, kita tinggal melanjutkan perjalan darat sekitar 1-1,5 jam menuju Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa," kata Balqis salah seorang wisatawan dari Jakarta.

Salah satu keunikan dan yang membuat penasaran ke Pulau Bungin ini adalah, melintasi jalan \'terbelah\' sepanjang sekitar tiga kilometer menuju pulau tersebut yang menjadi ikon bagi Pulau Bungin.

"Sungguh luar menakjubkan," kata Balqis spontan melihat jalan yang menghubungkan daratan Pulau Sumbawa dengan Pulau Bungin.

"Ini seperti cerita Nabi Musa AS, yang membelah lautan," katanya sambil memandang takjub.

Infografis Wisata Bawah Laut Indonesia

Restoran apung

Jalan penghubung ke Pulau Bungin memang tidak seperti lokasi-lokasi lainnya, dimana pemerintah membangun jembatan untuk membuat akses jalan dari satu wilayah ke wilayah lain, namun untuk ke Pulau Bungin ini, pemerintah setempat membendung dua sisi lautan (seperti terbelah) untuk membuat jalan.

Sebelumnya, untuk menuju Pulau Bungin masyarakat dan wisatawan harus naik perahu sekitar 15-20 menit. Namun kini, masyarakat bisa mengakses jalan tersebut dengan kendaraan apapun karena lebar jalan sekitar 15 meter.

Meskipun kondisi jalan belum di hotmix, namun keberadaan jalan tersebut bisa mempercepat akses masyarakat untuk menjualbelikan hasil tangkapan laut mereka sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Apalagi, hampir semua penduduk di pulau ini berprofesi sebagai nelayan dan mereka menempati rumah panggung, sebagai ciri khas penduduk yang berada di pesisir.

Topik Menarik