26 Tahun Mangkrak, Bahlil Sebut Blok Masela Mulai Produksi pada 2029
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan saat ini ada sekitar 300 sumur yang telah mengantongi Plan of Development (POD) namun tidak kunjung melakukan produksi.
Bahlil menyoroti salah satunya adalah Blok Masela yang dikelola oleh INPEX Corporation, perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas terbesar di Jepang.
Perusahaan ini telah mengantongi dokumen POD sejak 26 tahun lalu, namun tidak kunjung melakukan produksi.
"Ada 300 sumur yang sudah POD tapi tidak jalan-jalan, jadi kalau dikatakan tadi dikatakan ada yang 16 tahun, bahkan ada yang 26 tahun, IMPEX itu sudah 26 tahun dikuasai oleh Jepang," ujarnya dalam Rapat Bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (11/11/2025).
Bahlil mengaku tidak kunjung berjalannya proyek Blok Masela ini lantaran perdebatan yang panjang.
Namun ia mengancam akan segera mencabut izin perusahaan tersebut jika tidak segera melakukan produksi minyak dan gas. Targetnya, Blok Masela sendiri akan mulai berproduksi pada tahun 2029 mendatang.
"Perdebatannya dari saya masih ketua umum HIPMI, perdebatannya hanya di laut atau di darat, itu terus, sampai kita meninggal mungkin masih ada perdebatan itu," jelas Bahlil.
Bahlil mengatakan saat ini sudah berproses tender FID (Final Investment Decision) atau Keputusan Investasi Akhir telah dilakukan. Mencakup tender Engineering, Procurement, and Construction (EPC), yaitu rekayasa, pengadaan, dan konstruksi fasilitas produksi (seperti anjungan lepas pantai, jaringan pipa, atau kilang).
"Kemarin saya katakan, kalau kalian tidak jalan, saya akan cabut, sudah kita berikan surat teguran pertama, sekarang sudah tender FID -nya, dan insyaallah 2029 sudah bisa produksi barang itu," kata dia.
Sekedar informasi, volume produksi dari proyek ini diproyeksikan mencapai 10,5 juta ton setara LNG.
Bahkan angka ini mencakup 9,5 juta ton LNG per tahun dan setara dengan lebih dari 10 persen impor LNG tahunan Jepang.
Selain itu, blok migas ini juga juga diproyeksikan mampu memproduksi sekitar 35 ribu barel kondensat per hari.









