Berapa Bunga Utang Kereta Cepat per Tahun? Ternyata Segini yang Harus Dibayar

Berapa Bunga Utang Kereta Cepat per Tahun? Ternyata Segini yang Harus Dibayar

Ekonomi | inews | Rabu, 15 Oktober 2025 - 04:31
share

JAKARTA, iNews.id - Berapa bunga utang kereta cepat per tahun menjadi sorotan belakangan ini. Pasalnya, kabar utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sedang mencuat kembali setelah adanya pembahasan dari Danantara dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait siapa pihak yang akan menyelesaikan kewajiban tersebut.

Proyek Kereta Cepat Whoosh merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang digarap sejak 2016 dan telah beroperasi sejak Oktober 2023. Nilai investasi proyek itu menembus 7,27 miliar dolar AS atau setara Rp118,37 triliun, sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) 1,2 miliar dolar AS.

Mayoritas atau sebanyak 75 persen pembiayaan proyek Kereta Cepat Whoosh berasal dari pinjaman ke China Development Bank (CDB). Whoosh digarap di bawah pengelolaan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). 

Sebanyak 60 persen saham KCIC dikuasai PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan 40 persen sisanya dimiliki konsorsium perusahaan perkeretaapian China, melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.

Terdapat sejumlah entitas BUMN yang tergabung di konsorsium PSBI, di antaranya PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI 58,53 persen, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 7,08 persen, dan PT Perkebunan Nusantara I 1,03 persen.

Berapa Bunga Utang Kereta Cepat per Tahun? 

Adapun, bunga utang proyek Kereta Cepat Whoosh dari China Development Bank (CDB) sebesar 2 persen per tahun. Utang proyek Whoosh menggunakan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama. 

Namun, utang tersebut belum termasuk tambahan penarikan pinjaman baru oleh KCIC imbas pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS, dengan bunga tambahan yang lebih tinggi di atas 3 persen per tahun.

Namun, selain ditopang dari pinjaman CBD, pembiayaan proyek Kereta Cepat Whoosh juga menggunakan penyertaan modal pemerintah melalui APBN, serta kontribusi ekuitas konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China sesuai porsi saham masing-masing di KCIC. 

Adapun, Kereta Cepat Whoosh juga masih mencatatkan kerugian. Hingga semester I 2025, kerugian mencapai Rp1,6 triliun, meski secara tahunan turun. Namun, kerugian tersebut menjadi beban bagi PT KAI selaku induk konsorsium PSBI.

Sementara itu, tingkat keterisian penumpang (okupansi) harian kereta cepat masih di bawah level moderat, sekitar 60 persenan. Agar beban utang berkurang, Whoosh harus mulai membukukan keuntungan bersih. 

Demikian ulasan berapa bunga utang kereta cepat per tahun yang tengah menjadi sorotan belakangan ini.

Topik Menarik