Arab Saudi Gelontorkan Rp104 Triliun, Rekonstruksi Suriah yang Hancur Akibat Perang

Arab Saudi Gelontorkan Rp104 Triliun, Rekonstruksi Suriah yang Hancur Akibat Perang

Ekonomi | sindonews | Kamis, 24 Juli 2025 - 21:56
share

Arab Saudi menandatangani perjanjian investasi dan kemitraan senilai USD6,4 miliar atau setara Rp104 triliun dengan Suriah pada Kamis (24/7) bertujuan untuk membantu merekonstruksi infrastruktur dan sektor-sektor vital negara yang hancur akibat perang sipil yang berlangsung lebih dari satu dekade. Dikutip dari Daily Times, perjanjian tersebut diumumkan dalam Forum Investasi Suriah-Arab Saudi yang digelar di Istana Kepresidenan Damaskus, dihadiri oleh pejabat tinggi termasuk Presiden Sementara Ahmed al-Sharaa.

Baca Juga:Terlalu Banyak Luka, Masa Depan Suriah Terseok-seok

Menteri Investasi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengumumkan bahwa 47 perjanjian dan nota kesepahaman telah ditandatangani, dengan dana sebesar USD2,9 miliar atau setara Rp47 triliun dialokasikan untuk proyek infrastruktur, termasuk pembangunan tiga pabrik semen baru yang krusial untuk upaya rekonstruksi. Perusahaan telekomunikasi Arab Saudi berkomitmen untuk menyumbang lebih dari USD1 miliar atau setara Rp16 triliun guna mengembangkan infrastruktur telekomunikasi Suriah dan meningkatkan keamanan siber.

Sektor lain seperti pertanian, keuangan, dan industri juga menonjol dalam kesepakatan-kesepakatan tersebut, menandakan upaya yang luas untuk menghidupkan kembali ekonomi Suriah yang hancur. Menteri Ekonomi Suriah Mohammed al-Shaar menggambarkan forum tersebut sebagai “tonggak sejarah” yang memperkuat hubungan persaudaraan antara kedua negara.

Baca Juga:Perang Saudara Suriah Tewaskan 1.120 Orang di Sweida, Druze dan Badui Saling BantaiPerang sipil di Suriah telah menghancurkan infrastruktur negara tersebut, dengan PBB memperkirakan biaya rekonstruksi melebihi USD400 miliar atau setara Rp6.511 triliun. Baru-baru ini, Amerika Serikat melonggarkan sanksi terhadap Suriah, bertujuan untuk memfasilitasi investasi internasional dan reintegrasi ke dalam ekonomi global. Awal tahun ini, Suriah menandatangani kesepakatan energi senilai USD7 miliar atau setara Rp114 triliun yang melibatkan perusahaan-perusahaan Qatar, Turki, dan AS untuk menghidupkan kembali sektor listriknya.

Perjanjian-perjanjian ini menandai langkah penting dalam dukungan yang semakin besar dari Arab Saudi terhadap pemulihan Suriah, menyoroti upaya regional yang diperbarui untuk menstabilkan dan membangun kembali negara tersebut setelah bertahun-tahun konflik.

Topik Menarik