Kredit Pintar Dorong Literasi Keuangan di Kalangan Generasi Muda

Kredit Pintar Dorong Literasi Keuangan di Kalangan Generasi Muda

Ekonomi | sindonews | Senin, 14 Juli 2025 - 22:18
share

Platform pinjaman digital Kredit Pintar terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui program edukatif bertajuk Kelas Pintar Bersama, yang telah menjangkau lebih dari 2.300 peserta di 36 kota di Indonesia sejak 2022 hingga pertengahan 2025.

Program ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Fintech Lending Days 2025 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) di Sorong, Papua Barat Daya, pada 9–10 Juli 2025. Kredit Pintar hadir membawa pendekatan edukatif dalam mengenalkan pentingnya pemahaman keuangan di tengah berkembangnya layanan pinjaman digital.

Salah satu inisiatif yang disoroti dalam kegiatan tersebut adalah penggunaan survei psikometri untuk menilai perilaku finansial pengguna. Melalui kuesioner berbasis ilmu perilaku, pengguna dinilai dari aspek tanggung jawab pembayaran, kebiasaan menabung, pengendalian konsumtif, hingga disiplin dalam membuat dan mematuhi anggaran.

“Skor psikometri membawa pendekatan baru: dari angka ke empati. Kami ingin memanusiakan proses pinjaman digital. Fitur ini membantu kami melihat pengguna sebagai individu dengan kebiasaan dan kebutuhan unik,” ujar Irwan Prabowo, IT Director Kredit Pintar, dalam pernyataannya, Senin (14/7).

Baca Juga:Kredit Pintar Dorong Kemajuan Pendidikan dengan Revitalisasi Sekolah di BaliMenurut Irwan, hasil survei tersebut digunakan untuk menyesuaikan limit dan tenor pinjaman sesuai kemampuan pengguna, sekaligus mencegah risiko pinjaman berlebih. Ia menegaskan seluruh data pengguna tetap dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk analisis internal yang sesuai regulasi dan diawasi OJK.

Kredit Pintar juga terlibat aktif dalam AFPI Goes to Campus di Universitas Victory Sorong, melalui sesi diskusi bertema "Pindar Bukan Pinjol; Cermat Memilih, Cerdas Mengelola." Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang seluk-beluk fintech lending dan bagaimana menghindari jebakan pinjaman ilegal.

Head of Compliance Kredit Pintar, Riscky Aditya, menyampaikan pentingnya memahami secara menyeluruh struktur pinjaman, termasuk suku bunga, biaya administrasi, denda keterlambatan, dan skema pembayaran. Ia juga mengingatkan risiko gagal bayar yang dapat berdampak serius terhadap masa depan keuangan dan karier seseorang.

“Penurunan skor kredit, masuk daftar hitam SLIK OJK, hingga hambatan saat rekrutmen kerja adalah dampak nyata dari gagal bayar yang harus dipahami sejak awal,” tegas Riscky.

Baca Juga:146,5 Juta Orang Indonesia Pakai Pinjol per Januari 2025Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar, menyebut bahwa program Kelas Pintar Bersama dirancang untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, terutama kelompok usia muda. Tujuannya tak hanya memberikan informasi dasar soal pinjaman digital, tetapi juga menanamkan perilaku finansial yang bijak dan bertanggung jawab sejak dini.

“Kami ingin memastikan bahwa inklusi keuangan juga dibarengi dengan peningkatan kapasitas masyarakat dalam membuat keputusan finansial yang cerdas, aman, dan berkelanjutan,” kata Puji.

Melalui program-program edukatif ini, Kredit Pintar berharap dapat turut menciptakan ekosistem pinjaman digital yang sehat, transparan, dan berpihak pada pengguna. Edukasi menjadi pilar penting dalam mencegah penyalahgunaan layanan pinjaman daring, sekaligus memperkuat daya tahan keuangan masyarakat di tengah tantangan ekonomi digital.

Topik Menarik