Harga Jet Tempur F-35 AS Naik, Swiss Harus Merogoh Kocek Rp138 Triliun
Swiss melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) setelah Washington mencoba menaikkan harga jet tempur F-35A Lightning II. Memperkuat angkatan udaranya, Swiss membeli jet tempur F-35 dari Lockheed Martin sebagai pesawat tempur generasi berikutnya pada tahun 2021, dengan harga tetap sekitar 6 miliar franc Swiss atau USD7,4 miliar (setara Rp118,3 triliun) untuk 36 jet.
Keputusan membeli jet tempur telah memicu kontroversial di Swiss, mengingat negara tersebut terkenal dengan kenetralannya. Muncul gelombang penentangan publik atas keputusan pembelian 36 unit jet tempur siluman F-35A Lightning II Amerika Serikat.
Namun lembaga AS yang mengawasi proyek tersebut mengatakan tahun lalu bahwa harganya bisa lebih tinggi, dan Badan Kerjasama Pertahanan Keamanan AS memberitahu Swiss pada bulan Februari bahwa harga tetap adalah sebuah kesalahpahaman.
Baca Juga: Rp708 Juta per Jam, Inilah Biaya Operasional Jet Tempur F-35 Israel Sekali Terbang
Swiss diinformasikan bahwa harga jet tempur F-35 bakal lebih mahal karena biaya bahan mentah dan energi yang lebih tinggi, serta lonjakan inflasi AS. Harga jet tempur F-35 berpotensi meningkat antara USD650 juta (Rp10,3 triliun) hingga USD1,3 miliar (Rp20,7 triliun), kata pemerintah."Sebuah kontrak adalah sebuah kontrak. Dengan pengadaan pesawat tempur F-35A, kami tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan yang berbeda, meskipun ada harga tetap yang jelas," kata Urs Loher, kepala agensi pengadaan pertahanan Swiss, Armasuisse.
Namun demi mencegah sengketa hukum menurut pemerintah, maka solusi diplomatik harus dicari. Menteri Pertahanan, Martin Pfister mengatakan, bahwa saat ini pembicaraan sedang berlangsung dengan pihak berwenang AS.
"Kami masih percaya bahwa kami akan menemukan solusi dengan pihak berwenang AS, karena mereka juga memiliki kepentingan untuk dipersepsikan sebagai mitra kontraktual yang dapat diandalkan," kata Pfister, sambil menambahkan bahwa sebagai upaya terakhir, Swiss dapat membatalkan kesepakatan tersebut.
Keputusan membeli F-35A memicu perdebatan di Swiss, dengan para penentang berargumen bahwa menggantikan jet F/A-18 yang sudah tua dengan pilihan "Ferrari" yang tidak perlu adalah salah. Para kritikus mengatakan, bahwa Swiss tidak memerlukan pesawat tempur mutakhir untuk mempertahankan wilayahnya, yang dapat dilalui oleh jet supersonik dalam 10 menit.
Baca Juga: Rakyat Swiss Minta Pembelian 36 Jet Tempur Siluman F-35 AS Dibatalkan, Ini AlasannyaJet tempur F-35A mengalahkan tawaran dari F/A-18 Super Hornet milik Boeing, Rafale yang diproduksi oleh Dassault Prancis, dan Eurofighter yang dibangun oleh Leonardo Italia, BAE Systems Britania Raya, serta Airbus yang mewakili Jerman dan Spanyol. Namun Swiss menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen terhadap F-35A, dan membatalkan pesanan tersebut akan memiliki konsekuensi serius.
"Swiss tidak akan lagi dapat menjamin keselamatan ruang udara dan penduduknya mulai tahun 2032, karena pesawat tempur F/A-18 yang saat ini digunakan akan mencapai akhir masa layaknya," kata Pfister.









