Sri Mulyani Transfer Rp16,71 Triliun Tunjangan Profesi Guru ke 1,44 Juta Rekening
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyalurkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) tahap I-2025 sebesar Rp16,71 triliun kepada sekitar 1,44 juta guru Aparatur Sipil Negara Daerah (ASND). Realisasi ini menjadi penanda keberhasilan penerapan mekanisme baru penyaluran TPG yang lebih cepat, langsung dan transparan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, penyaluran TPG dilakukan langsung ke rekening masing-masing guru, tanpa melalui perantara atau birokrasi rumit sejak Maret 2025. Mekanisme baru ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan memastikan hak para guru diterima secara tepat waktu dan akuntabel.
“Bukan hanya Toothless saja yang bergerak gesit, penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) juga kini lebih cepat, langsung, dan transparan!” tulis Sri Mulyani dalam unggahan Instagram yang menggunakan referensi karakter dari film How to Train Your Dragon, Senin (23/6/2025).
Pemerintah mengalokasikan total anggaran TPG tahun 2025 sebesar Rp66,92 triliun, yang ditujukan untuk 1.522.727 guru penerima di seluruh Indonesia.
Penyaluran tahap II akan dimulai pada bulan ini, dengan nilai dan jumlah penerima yang disesuaikan berdasarkan hasil realisasi tahap pertama.
Langkah percepatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat sistem pengelolaan keuangan negara serta mendukung kesejahteraan para pendidik.
“Peran guru sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, semangatnya adalah kekuatan bagi masa depan Indonesia,” tegas Sri Mulyani.
Transformasi sistem penyaluran tunjangan ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan layanan publik yang responsif dan berorientasi hasil, terutama dalam sektor pendidikan yang menjadi fondasi pembangunan jangka panjang.
Perlu diketahui, tunjangan guru aparatur sipil negara daerah (ASND) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), di mana realisasinya telah mencapai Rp16,71 triliun untuk 1,44 juta guru per Juni 2025.
Adapun penyaluran belanja negara terakselerasi pada Mei 2025, dengan realisasi Rp1.016,3 triliun atau 28,1 persen dari target Rp3.621,3 triliun. Meski nilai realisasi masih jauh dari target, mempertimbangkan paruh pertama tahun hampir berlalu, namun nilai itu meningkat sekitar Rp200 triliun dari realisasi April sebesar Rp806, 2 triliun.
Belanja pemerintah pusat (BPP) tersalurkan sebesar Rp694,2 triliun (25,7 persen dari target), yang disalurkan melalui belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp325,7 triliun dan belanja non-K/L Rp368,5 triliun.
Pendapatan negara tercatat sebesar Rp995,3 triliun atau 33,1 persen dari target APBN Rp3.005,1 triliun. Nilai itu melambat bila dibandingkan kinerja April.
Pendapatan pada Mei bertambah senilai Rp184,8 triliun dalam sebulan, sedangkan pada April bertambah hampir Rp300 triliun.
Dengan demikian, APBN mengalami defisit sebesar Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada Mei 2025.