Israel Geram, 5 Perusahaan Pertahanan Gagal Pamer Senjata di Paris Air Show

Israel Geram, 5 Perusahaan Pertahanan Gagal Pamer Senjata di Paris Air Show

Ekonomi | sindonews | Senin, 16 Juni 2025 - 21:13
share

Ketegangan geopolitik mengguncang pembukaan Paris Air Show pada hari Senin, (16/6/2025) ketika pihak berwenang Prancis menutup stan industri senjata Israel di tengah konflik dengan Iran dan Gaza. Israel mengutuk kejadian tersebut yang disebutnya sebagai sebuah 'skandal'.

Keputusan ini menambah drama pada pameran industri penerbangan kelas dunia tersebut, yang sebelumnya sudah dibayangi oleh kecelakaan mematikan minggu lalu dari Boeing 787 Dreamliner milik Air India. Dinding hitam dipasang di sekitar stan lima perusahaan pertahanan Israel pada pameran dagang yang berlangsung di Le Bourget, sebuah lapangan terbang di pinggiran Paris.

"Stan-stan itu menampilkan "senjata ofensif" yang kemungkinan digunakan di Gaza -- melanggar perjanjian dengan pihak berwenang Israel," kata seorang sumber pemerintah Prancis kepada AFP.

Baca Juga: Rp708 Juta per Jam, Inilah Biaya Operasional Jet Tempur F-35 Israel Sekali Terbang

Beberapa perusahaan pertahanan Israel yang dijadwalkan mejeng saat Paris Air Show yakni Israel Aerospace Industries (IAI), Rafael Uvision, Elbit, dan Aeronautics, dimana mereka memproduksi drone (pesawat tak berawak), bom serta rudal yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.Seorang pengusaha Israel menulis pesan dengan kapur kuning di salah satu dinding, yang mengatakan bahwa sistem pertahanan yang tersembunyi "melindungi negara Israel saat ini. Pemerintah Prancis, atas nama diskriminasi, mencoba menyembunyikannya dari Anda!"

Presiden Israel, Isaac Herzog mengaku terkejut dengan penutupan paviliun yang disebutnya sudah "menghancurkan" dan menyatakan bahwa situasi tersebut harus "segera diperbaiki".

"Perusahaan-perusahaan Israel telah menandatangani kontrak dengan para penyelenggara... ini seperti menciptakan ghetto Israel," katanya di saluran televisi Prancis LCI.

Sementara itu Kementerian pertahanan Israel mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa "keputusan yang keterlaluan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Serta ini berbau pertimbangan politik dan komersial".

"Orang Prancis bersembunyi di balik pertimbangan politik yang konon untuk mengecualikan senjata ofensif Israel dari pameran internasional -- senjata yang bersaing dengan industri Prancis," katanya. "Ini sangat mencolok mengingat kinerja mengesankan dari teknologi Israel di Iran," paparnya.

Seperti diketahui Israel telah melancarkan serangan mendadak ke area militer dan nuklir Iran pada hari Jumat, kemarin yang menewaskan komandan tinggi dan ilmuwan Iran. Aksi itu mendorong Teheran untuk membalas dengan rentetan rudal ke wilayah Israel.

Kehadiran perusahaan-perusahaan Israel di Le Bourget, meskipun lebih sedikit dibandingkan sebelumnya, sudah menjadi sumber ketegangan sebelum dimulainya Paris Air Show, karena konflik di Gaza. Pengadilan Prancis pekan lalu menolak permohonan LSM untuk melarang perusahaan-perusahaan Israel dari Le Bourget karena kekhawatiran tentang "kejahatan internasional".

Anggota dewan lokal dari departemen Seine-Saint-Denis yang menjadi tuan rumah acara tersebut absen selama kunjungan Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou ke pembukaan pameran udara sebagai bentuk protes terhadap kehadiran Israel.

"Tidak pernah dunia begitu terganggu dan tidak stabil," kata Bayrou dalam sebuah pertemuan, serta mendesak negara-negara untuk menghadapi tantangan "bersama-sama, bukan melawan satu sama lain".Perseteruan mengenai Israel membayangi sebuah pameran skala besar sektor penerbangan yang biasanya menghadirkan banyak kejutan dan inovasi industri dirgantara. Bahkan pesanan dalam jumlah besar biasanya terjadi untuk produsen pesawat seperti Airbus dan Boeing.

Baca Juga: Pabrik Drone Israel di Iran Digerebek Pasukan Garda Revolusi

Airbus mengumumkan pesanan 30 pesawat jet A320neo dan 10 kargo A350F dari perusahaan penyewaan pesawat Saudi, AviLease. Produsen Eropa itu juga mengatakan, bahwa Riyadh Air membeli 25 jet jarak jauh berbadan lebar A350-1000.

Namun, CEO Boeing, Kelly Ortberg minggu lalu membatalkan rencana untuk menghadiri acara dua tahunan tersebut. Ia mengaku sedang fokus pada penyelidikan kecelakaan Air India.

"Fokus kami adalah mendukung pelanggan kami, bukan mengumumkan pesanan di pameran udara ini," kata juru bicara Boeing kepada AFP pada hari Senin.

Sebagai informasi pesawat Dreamliner yang menuju London terjatuh tidak lama setelah lepas landas di kota Ahmedabad, India barat, hingga menewaskan 241 penumpang dan kru serta 38 orang lainnya. Satu orang penumpang tercatat selamat dari tragedi penerbangan tersebut.

Topik Menarik