Perdana, Lifting Minyak 10.000 Barel dari Lapangan Migas Forel

Perdana, Lifting Minyak 10.000 Barel dari Lapangan Migas Forel

Ekonomi | okezone | Minggu, 15 Juni 2025 - 21:03
share

JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mengumumkan pencapaian lifting minyak perdana dari lapangan migas Forel di South Natuna Sea Block B. Produksi dari lapangan ini telah mencapai 10.000 BOPD dan ditampung di FPSO Marlin Natuna sebelum dikapalkan.

Lapangan Forel sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui acara hybrid pada 16 Mei 2025. FPSO Marlin Natuna merupakan proyek konversi kapal tanker pertama yang dikerjakan di Indonesia oleh anak bangsa.

"Keberhasilan lifting minyak perdana ini mencerminkan sinergi yang kuat antara Pemerintah, SKK Migas, dan tim MedcoEnergi," ujar Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi Ronald Gunawan di Jakarta, Minggu (15/6/2025).

Sebagai bagian dari komitmen MedcoEnergi terhadap K3LL dan keunggulan operasional, proyek Forel dilaksanakan dengan standar HSE yang ketat. MedcoEnergi terus memperkuat reputasinya sebagai perusahaan energi terintegrasi yang diakui di kawasan Asia Tenggara.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan investasi proyek lapangan minyak di Forel dan Terubuk, di Natuna, Kepulauan Riau oleh Medco E&P Natuna Energy mencapai hampir Rp10 triliun.

"Untuk investasi yang dilakukan di Forel dan Terubuk dilakukan oleh Medco E&P Natuna Energy. Dengan adanya investasi oleh Medco ini, total investasi yang dikucurkan itu hampir Rp10 triliun," kata Yuliot di Kompleks Istana Kepresidenan.

 



Yuliot menuturkan, lapangan minyak ini diperkirakan menghasilkan sekitar 20 ribu barel minyak per hari dan tambahan gas sebesar 60 juta kaki kubik standar per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD).

Dia berharap penambahan produksi ini dapat memperkuat ketahanan energi nasional. Seluruh fasilitas dalam proyek ini, kata dia, dikerjakan oleh tenaga dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai hampir 100 persen.

"Tentu dengan adanya penambahan produksi ini akan memperkuat ketahanan energi kita dan seluruh fasilitas dalam rangka pelaksanaan kegiatan investasi ini dilakukan oleh anak bangsa," ujar Yuliot.

Topik Menarik