Hubungan AS-China Membaik, Harga Bitcoin Menguat 9 dalam Sepekan

Hubungan AS-China Membaik, Harga Bitcoin Menguat 9 dalam Sepekan

Ekonomi | sindonews | Rabu, 11 Juni 2025 - 20:10
share

Harga Bitcoin kembali meningkat menembus level USD110.000 pada 10 Juni 2025, setelah sempat terkoreksi hingga di bawah USD101.000 lima hari sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan penguatan hampir 9 dalam sepekan, dan menempatkan harga Bitcoin hanya sekitar 2 dari rekor tertingginya di atas USD111.000 yang tercatat pada Mei lalu.

Penguatan ini dipicu sentimen positif dari pasar global, terutama membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China yang mulai menunjukkan titik terang. Isyarat akan tercapainya kesepakatan dagang baru mendorong investor untuk kembali masuk ke aset berisiko seperti kripto.

Baca Juga:Harga Bitcoin Anjlok dari Rekor Tertinggi, Bagaimana Menyikapinya?

Di dalam negeri, lonjakan harga ini diikuti dengan peningkatan volume transaksi aset kripto. Platform perdagangan aset digital INDODAX mencatat volume transaksi sebesar Rp707,8 miliar pada 10 Juni 2025. Angka ini menunjukkan minat yang kembali menguat dari pelaku pasar domestik terhadap Bitcoin.

Vice President Marketing Indodax, Antony Kusuma, menyatakan, lonjakan harga ini menjadi penanda penting dalam perjalanan Bitcoin di sistem keuangan global. "Bitcoin kini bukan lagi berada di pinggiran sistem keuangan. Ia sudah menjadi bagian dari percakapan strategis antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga keuangan besar," ujar Antony dalam pernyataannya, Rabu (10/6).

Ia menambahkan kenaikan harga Bitcoin hingga ke level USD110.000 mencerminkan kepercayaan pasar bahwa aset digital ini bukan sekadar alternatif, tetapi telah menjadi bagian dari arsitektur ekonomi digital global.

Di tingkat domestik, kata Antony, respons pasar lokal juga menunjukkan antusiasme yang meningkat. Investor ritel Indonesia kembali aktif, menyusul pergerakan harga yang positif. "Ini menunjukkan bahwa pasar Indonesia turut berkontribusi terhadap dinamika global," ucapnya.

Menurut dia sejumlah faktor eksternal turut memengaruhi pergerakan harga Bitcoin, termasuk rilis data inflasi AS yang dijadwalkan pada 11 Juni dan angka pengangguran pada 12 Juni. Kedua indikator ini diperkirakan akan menjadi acuan bagi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Fed).

Baca Juga:Alokasikan Listrik 2.000 MW, Pakistan Siap Jadi Pusat Tambang BitcoinKombinasi antara ketidakpastian suku bunga, tekanan inflasi, dan dinamika geopolitik telah mendorong investor untuk mencari aset yang tidak terikat pada kebijakan moneter konvensional.

"Bitcoin relevan karena tidak tunduk pada intervensi kebijakan. Ia beroperasi berdasarkan prinsip transparansi, suplai terbatas, dan konsensus global," kata Antony.

Antony juga menyoroti semakin meluasnya adopsi institusional terhadap Bitcoin. Menurutnya, banyak lembaga keuangan besar kini mulai melihat Bitcoin sebagai bagian dari strategi manajemen risiko dan diversifikasi portofolio jangka panjang. Bahkan, beberapa sovereign wealth fund mulai mengevaluasi eksposurnya terhadap aset digital tersebut.

Momentum ini, kata Antony, menjadi peluang bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk lebih proaktif dalam pengembangan sektor blockchain dan aset digital.

"Kita punya modal besar, baik dari sisi demografi maupun penetrasi digital. Namun, tantangannya adalah bertransformasi dari konsumen menjadi kontributor dalam ekosistem global," ujarnya.Meski demikian, ia mengingatkan volatilitas tetap menjadi ciri khas pasar kripto. Sebab itu, pendekatan yang hati-hati dan manajemen risiko yang baik diperlukan dalam menyikapi fluktuasi harga. "Arah jangka panjang Bitcoin mengarah ke penguatan, tapi investor tetap perlu bijak dalam menyikapi dinamika pasar," tuturnya.

Antony menegaskan ekosistem kripto yang berkelanjutan hanya bisa terbentuk jika ada kolaborasi antara pelaku industri, regulator, dan masyarakat. "Bitcoin berpotensi menjadi katalis pertumbuhan ekonomi digital, tapi kita butuh ekosistem yang didukung regulasi progresif, infrastruktur kuat, dan literasi yang terus ditingkatkan," pungkasnya.

Topik Menarik