IFEX 2026 Bukan Sekadar Pameran Tapi Simbol Transformasi Ekspor Indonesia

IFEX 2026 Bukan Sekadar Pameran Tapi Simbol Transformasi Ekspor Indonesia

Ekonomi | sindonews | Kamis, 22 Mei 2025 - 12:37
share

Pelaksanaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 diharapkan bukan hanya sekadar berupa ajang pameran yang rutin digelar setiap tahun, tapi bisa menjadi simbol kekuatan transformasi ekspor Indonesia.

“IFEX 2026 bukan sekadar pameran, tapi simbol transformasi ekspor Indonesia. Kami menjawab tantangan ini dengan strategi konkret membuka akses ke pasar Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika Timur, Eropa Timur, dan Amerika Latin. Di beberapa negara seperti Kazakhstan, Kenya, dan Uni Emirat Arab, HIMKI telah memulai misi dagang dan buyer-matching yang menjanjikan,” ujar Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur dalam launching (peluncuran) pameran IFEX 2026 di Auditorium Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (21/5).

Menurut Abdul Sobur, launching pameran IFEX kali ini dalam situasi yang sangat menentukan dimana dunia berubah cepat, dan industri mebel Indonesia berada di persimpangan. “Ancaman tarif tinggi dari pemerintah Amerika Serikat terhadap produk kayu dan mebel Indonesia yang kini sudah masuk tahap preliminary determination berdasarkan Pasal 232 berpotensi menggerus lebih dari 53 pangsa ekspor kita,” tambah Sobur.

IFEX selama ini dikenal sebagai ajang pameran furnitur dan kerajinan terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh HIMKI. IFEX 2026 dijadwalkan akan digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang dari 5 hingga 8 Maret 2026.

Sobur menyebutkan, dalam IFEX 2026 HIMKI juga akan memperkenalkan Pavilion Green & Design sebagai etalase produk inovatif berbasis keberlanjutan. Dengan hal itu HIMKI ingin menunjukkan bahwa kriya Indonesia mampu menjadi kekuatan desain global yang selaras dengan prinsip ESG.

“Saya mengajak semua pihak-pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media, dan mitra logistik serta pembiayaan untuk berkolaborasi menyukseskan IFEX 2026. Mari kita wujudkan ekspor non-migas yang kuat, terdiversifikasi, dan berkelanjutan,” ujar Sobur.

Dalam IFEX 2026 akan ada perluasan area pameran hingga 85.000 meter persegi. Perluasan itu tidak hanya memberi ruang fisik, tetapi juga menjadi simbol dari kesiapan industri mebel dan kerajinan nasional untuk tumbuh lebih besar dan menjangkau lebih jauh.

Fasilitas-fasilitas unggulan seperti free shuttle bus dan program hosted buyers yang selama ini menjadi nilai tambah IFEX, akan tetap tersedia dengan peningkatan kualitas layanan. Hosted Buyers dari berbagai negara akan kembali hadir untuk menjajaki peluang kerja sama langsung dengan produsen mebel Indonesia, menciptakan transaksi bisnis yang nyata dan berjangka panjang.

Ia juga menambahkan, bersama mitra strategis, HIMKI saat ini juga tengah menjajaki integrasi produk UKM nasional ke platform e-commerce B2B global seperti Alibaba, Faire, dan Archiproducts. Upaya penjajakan tersebut dimaksudkan agar furnitur Indonesia bisa menjangkau dunia dari sentra-sentra produksi kecil sekalipun.

Diakui Sobur upaya penjajakan kerjasama tersebut membutuhkan ekosistem yang mendukung. Untuk itu, HIMKI telah mengajukan rekomendasi deregulasi terhadap SVLK dan V-Legal bagi industri hilir. “Kami tidak menolak keberlanjutan, tapi kami menolak beban administratif yang tidak proporsional. Industri mebel dan kerajinan adalah padat karya – penopang ekonomi rakyat, bukan perusak hutan,” lanjutnya.

Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan, dukungannya terhadap pameran IFEX 2026. Budi berharap pelaksanaan pameran IFEX 2026 mendatangkan banyak manfaat positif bagi dunia mebel dan kerajinan Nasional yang muaranya bisa mendatangkan devisa bagi negara.

Topik Menarik