5 Indikator Terbaru yang Bisa Mengubah Arah Harga BTC

5 Indikator Terbaru yang Bisa Mengubah Arah Harga BTC

Ekonomi | sindonews | Kamis, 22 Mei 2025 - 10:11
share

Pergerakan harga Bitcoin dalam dua minggu belakangan ini memperlihatkan sinyal positif yang bersiap untuk reli. Bahkan banyak analis yang memperkirakan bahwa Bitcoin akan mencetak ATH terbaru pada bulan Mei 2025 ini.

Sementara itu, berita kripto hari ini terbaru datang dari seorang analis cryptocurrency yang memperlihatkan ada 4 indikator yang bisa mengubah arah harga BTC. Namun sebelum membahas indikator tersebut, kamu harus mengetahui pengertian dari Bitcoin dan cara kerjanya.

Apa itu Bitcoin?Bitcoin diperkenalkan pada tahun 2008 ketika individu yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto, merilis dokumen berjudul ‘Bitcoin: Sistem Uang Elektronik Peer-to-Peer’. Judul dokumen ini mencerminkan dua karakteristik utama Bitcoin:

Peer-to-Peer (P2P): Bitcoin memungkinkan transaksi P2P yang langsung tanpa perlu peran perantara seperti bank atau penyedia layanan pembayaran. Ini adalah alasan utama mengapa Bitcoin umumnya dianggap sebagai bentuk mata uang yang terdesentralisasi.

Uang Elektronik: Sebelumnya, sudah ada banyak usaha untuk menciptakan uang elektronik, namun Bitcoin menonjol karena pemanfaatan teknologi yang ada seperti kriptografi dan sistem terdistribusi yang canggih, menjadikannya sangat aman dan efisien.

Pergerakan Harga BitcoinDilansir dari Pintu Market, harga btc to idr hari ini adalah Rp1.723.447.899, dengan volume perdagangan Bitcoin (BTC) mencapai US$31.725.223.970, menunjukkan peningkatan 11,80 dibandingkan dengan sehari yang lalu.

Sementara itu, Bitcoin pernah mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar US$108.786 dan angka terendahnya adalah US$67,81. Saat ini, harganya diperdagangkan 4,78 lebih rendah daripada harga puncaknya dan 152.655,38 lebih tinggi dari harga terendah tercatat.

Untuk kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) saat ini adalah US$2.056.440.683.817. Nilai pasar diperoleh dengan mengalikan harga per token dengan jumlah token BTC yang beredar, yaitu 20 juta token yang tersedia untuk diperdagangkan saat ini.

Bagaimana Bitcoin Bekerja?Bitcoin beroperasi menggunakan teknologi blockchain. Pengguna biasa dapat berinteraksi dengan sistem untuk melakukan transaksi, sementara para penambang bekerja secara tersembunyi untuk memelihara dan mengelola jaringan. Siapa pun dapat berpartisipasi dalam proses penambangan.

Melalui sistem Bitcoin, pengguna dapat mengirim dan menerima uang, dengan pekerjaan kompleks yang dilakukan oleh para penambang di latar belakang.

Para penambang harus menjalankan komputer dengan kemampuan pemrosesan yang tinggi untuk menyimpan informasi, memproses dan menyebarluaskan transaksi, serta menyelesaikan perhitungan matematis yang rumit untuk mendapatkan apa yang dikenal sebagai ‘konsensus’. Proses ini disebut Proof of Work (PoW).

Ketika seseorang mengirimkan transaksi baru ke jaringan Bitcoin, para penambang mengambil transaksi itu dan menjalankan langkah-langkah yang dijelaskan sebelumnya di belakang layar. Para penambang tidak memelihara jaringan terdesentralisasi ini tanpa imbalan.

Mereka diberikan motivasi berupa hadiah penambangan dan biaya transaksi setelah mereka menyelesaikan perhitungan dan memvalidasi transaksi. Tentunya, mereka dibayar dengan Bitcoin.

5 Indikator Perubahan Harga BTCPerubahan harga BTC akhir-akhir ini menunjukkan tanda pemulihan yang cukup signifikan. Setelah sempat terjun ke sekitar US$80.000, kini Bitcoin berhasil kembali menguat hingga mencapai level US$97.000 sampai US$100.000.

1. AS dan China Kembali BernegosiasiSalah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga BTC berasal dari aspek geopolitik. Untuk pertama kalinya sejak Donald Trump memulai konflik perdagangan dengan China, pejabat tinggi dari AS dan Tiongkok dijadwalkan untuk bertemu di Swiss di akhir pekan ini.

Perwakilan dari pemerintah AS, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer, akan bertemu dengan rekan mereka dari China.

Selain itu, menurut laporan dari The Block pada 6 Mei lalu, Jupiter Zheng, mitra di HashKey Capital, berpendapat bahwa pertemuan ini memiliki potensi untuk mendorong peningkatan lebih lanjut di pasar global, termasuk pada harga Bitcoin.

Pertemuan ini bisa jadi tanda awal pemulihan ekonomi global setelah tekanan akibat perang tariff. Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Peter Chung, kepala riset di Presto Research. Ia mencatat bahwa reaksi pasar segera berubah menjadi lebih berani setelah pengumuman pertemuan tersebut.

2. Meningkatnya Dominasi BTCIndikator penting lainnya yang bisa mempengaruhi arah harga Bitcoin adalah meningkatnya dominasi BTC di pasar. Menurut laporan dari 10x Research, sebagian besar aliran dana fiat saat ini diarahkan langsung ke Bitcoin.

Walaupun aliran masuk stablecoin tetap kuat, mayoritas dana fiat nampaknya mengalir menuju Bitcoin, bukannya ke altcoin. Saat ini, dominasi Bitcoin telah mencapai angka 64,5 persen, yang menunjukkan kepercayaan investor yang semakin besar terhadap aset ini di tengah kondisi pasar yang belum stabil, dan pada akhirnya berkontribusi pada kenaikan harga BTC.

3. Aliran Masuk ke ETF Bitcoin Terus MengalirSalah satu elemen yang mendukung pandangan optimis serta mendorong lonjakan harga BTC berasal dari investasi yang mengalir ke ETF Bitcoin. Informasi terbaru dari perusahaan analitik blockchain, Santiment, mengungkapkan tren positif sejak pertengahan bulan April.

Sejak 16 April lalu, total investasi mencapai US$5,13 miliar yang masuk ke Bitcoin ETF, meningkatkan ketertarikan pasar dan harganya.

4. Aliran Investasi Positif ETF Bitcoin – SantimentPengalihan dana ini menjadi faktor vital menjelang keputusan Federal Reserve (FOMC) yang biasanya memicu fluktuasi pasar. Dengan tingginya arus masuk, analis berpendapat bahwa peluang untuk terjadinya penurunan harga Bitcoin dalam waktu dekat sangat kecil.

5. Ratio Delta Menunjukkan Potensi Lonjakan Harga BTCIndikasi terbaru yang mungkin berdampak pada pergerakan harga Bitcoin dihasilkan dari analisis on-chain yang disampaikan oleh AxelAdlerJr. Analis terkenal ini memperhatikan indikator rasio delta, yang menghitung perbandingan antara kapitalisasi pasar dan harga rata-rata BTC saat terakhir kali terjadi transaksi.

Saat ini, rasio delta berada pada angka 112 persen, yang menurutnya masih cukup jauh dari titik di mana trader dan investor cenderung mengambil keuntungan. Hal ini berarti masih terbuka kemungkinan untuk kenaikan harga BTC lebih lanjut.

Data historis selama empat tahun terakhir menunjukkan bahwa investor mulai memanfaatkan keuntungan begitu rasio delta mencapai sekitar 170 persen. Dengan kata lain, jika kembali naik 58 persen menjadi 170 persen, kemungkinan besar aksi jual akan terjadi.

Dengan berbagai faktor makroekonomi, geopolitik, dan indikator teknikal yang mendukung, tampaknya harga Bitcoin masih berpotensi untuk memperkuat dalam waktu dekat.

Namun, ketidakstabilan tetap menjadi ciri khas pasar kripto. Oleh karena itu, investor dan trader disarankan untuk memanfaatkan momentum ini dengan tetap menerapkan strategi manajemen risiko yang baik.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli kripto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat kripto dengan harga yang fluktuatif.

Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.

Topik Menarik